Jumat, 09 Juni 2023

Daily God's offer #5 : Diversion

Hari hari biasa setelah kesibukan yang berlarut. Menengahi 'perseteruan' yang bukan milikku. Laun keadaan lumayan membaik meskipun masih ada rujit sedikit-sedikit. Aku berniat mengembalikan rutinitas aktivitas dan memperbaiki pola komunikasiku juga moodku terhadap orang-orang yang bukan akhlaqul karimah. Seringkali aku merasa bersalah ketika hendak tidur setiap malam hari.

Rabu, 7 Juni 2023. Agak sudah lama sejak aku bangun sebelum shubuh. Selain memang waktu istirahatku jadi tidak jelas karena kegiatan yang lumayan, tidur di rumah uwa yang strict soal waktu sholat, sudah menjadi kebiasaan di sini bangun sepagi ini. Aku juga tidak mau kena omel hanya karena masalah kewajiban. Karena itu aku jadi punya waktu untuk sekedar duduk dengan kopi, menyalakan lilin frangipani yang wangi pemberian adikku dua tahun lalu, sedari gelap sampai menunggu cahaya naik Menenangkan juga. Beberapa hari ini udara jadi dingin saat pagi hari, awan mendung kadang disertai hujan tipis. Benar-benar menggoda untuk bangun kesiangan dan bermalas-malasan sepanjang hari.

Aku menggunakan cahaya pagi untuk melanjutkan merancang cover. Dari bahan yang kutanyakan dari Jojo aku membuat tiga sampel alternatif gambar yang memakai kertas dan cat watercolor. Aku tinggal memberikan sedikit sentuhan rough white di tahap akhir seperti biasa pada gaya yang sedang kusenangi.

Tidak memiliki jadwal 'kewajiban' hari ini, aku datang ke tempat bekerja hanya untuk membereskan imbas dari keteledoran yang bukan salahku. Di kantor aku malah diberi makan siang oleh Bu Ai Yati. Rizki tidak terduga.

Sesuai pembagian 'tugas' dengan Pa Asep, aku mengolah file rekaman suara terpisah dan merender-nya dengan video dari kamera. Ini diperlukan supaya video pembacaan puisi Azka bisa terdengar dengan jelas. Relatif lebih cepat, karena Pa Asep dan Rizal sudah menyeleksi video dan rekaman suara yang dipilih. Video selesai, Pa Asep pulang lebih awal.

Kuncup-kuncup bunga kamboja mulai bermekar satu persatu. Menuju sore aku menyiram semua tanaman-tanaman yang ada di tempatku berkegiatan. Aku berniat pulang awal juga sebenarnya, tapi tiba-tiba tertahan karena seseorang mendatangiku. Seorang mahasiswa yang kukenal, tapi tidak begitu dekat, dia datang dengan tujuan art-therapy.

Seseorang yang datang padaku ini ternyata mengalami kesakitan hati. Dia sampai memberanikan menemuiku  yang tidak dia kenal dekat untuk bicara, kufikir beban ini berat juga untuknya. Aku bahkan tidak tahu sama sekali tentang art therapy, barangkali untukku yang sering berkegiatan tentang ini sudah melakukannya sejak lama. Tapi tidak tahu apa istilahnya.. Jauh dari melakukan art therapy, aku memilihkannya untuk coba untuk bercerita dulu saja.. Jadi aku mendengarkan semua yang ingin dia keluarkan..

Dari salah satu sumber yang kubaca, Art therapy atau terapi seni adalah salah satu jenis psikoterapi yang menggunakan seni sebagai media utamanya. Terapi ini sudah digunakan sejak lama sebagai cara untuk menenangkan dan meningkatkan kesadaran diri bagi seseorang yang memiliki tekanan psikologis atau gangguan mental. Art therapy terdiri dari berbagai jenis metode, mulai dari terapi tari, terapi drama, terapi musik, terapi menulis, dan terapi kelompok suportif ekspresif. 

Terdengar dan didengarkan, sama sekali hal yang berbeda. Dan dalam beberapa situasi, terkadang orang-orang memang hanya memerlukan itu, tidak perlu nasihat atau solusi.

Kami menghabiskan waktu dari setengah lima sore sampai hampir lewat maghrib. Kami berhenti karena harus shalat. Seseorang itu juga terlihat lebih tenang setelah meluapkan segalanya..


Kamis, 8 Juni 2023. Aku memang sudah merencanakan memindahkan tumbuh-tumbuhan ini sejak pulang dari Bandung. Tapi baru punya waktu agak senggang hari ini. Aku mendapat potongan bahan bonsai beringin dari Mang Cucu, lalu Rosemary dan Mint dari gereja. Ini kedua kalinya aku menanam Mint, semoga kali ini bisa tumbuh karena aku menanamnya dengan akar-akarnya, bukan kupotong sebagai stem. Selain itu Mint juga biasanya tumbuh di tempat yang temperaturnya agak dingin.. Jadi agak sulit menanamnya di tempatku tinggal.


Menuju siang hari, aku mesti menyelesaikan sisa masalah kemarin di Kantor. Dan syukur sudah ada lumayan kelihatan jalan keluarnya. Dan lagi-lagi rizki tidak terduga, hari ini aku mendapat makan siang lagi, kali ini dari Bu Dewi Ratna. Uang jajanku aman hari ini hehe, yah.. Kerja serabutan gini mah rizki bangeet dapat beginian.


Sesuai jadwal, hari ini aku memang ada janji pertemuan dengan A Heri. Temanku dari Wanakumbara yang berbasis di Garut. A Heri datang bersama Eki Yassin. Ternyata keperluannya menemuiku adalah memintaku untuk mengisi tampilan pada acara Peringatan Satu Dekade Harian Garut tanggal 27 bulan ini. Tapi yang membuatku bingung adalah apa yang mesti kusajikan pada acara itu hehe. Entah musik, entah tari atau teater. Tentang hal seni, rasanya aku jadi ter-framing biasa mengurusi hal-hal semacam itu, padahal aku juga sering kebingungan haha. Aku senang dijenguk ke sini oleh mereka, apalagi A Heri belum pernah kesini. Tapi yaa Eki Yassin memang Eki Yassin, menuju pulang dia malah meminta 'bekal' lukisan yang ada di tempat biasa aku berkegiatan. Lagi, lukisanku raiiiib haha. Nga apa apa lah.. Tidak sering juga aku membantu, dan Eki memang sudah sering membantu dan kurepotkan sedari dulu.


Setelah A Heri dan Eki Pulang, aku men-scan gambar-gambar yang kubuat untuk segera dikirimkan pada Jojo. Semoga dari tiga ini sudah ada yang 'sreg' biar aku bisa mengerjakan hal lain. Tapi yaa kalau tidak aku tinggal membuatnya lagi, paling aku harus lebih dalam memaknai novel yang dia kerjakan. Meski kurang percaya diri, sebenarnya aku juga berharap gambarku bisa ada di cover novel-nya hehe. Selain kontribusi dan portofolio, kalau jadi, gambarku akan ada di bukunya sahabatku.. Karena aku belum kuat menulis dan mempublish buku sendiri hehe..


0 comments:

Posting Komentar