Rabu, 31 Mei 2023

Menghabiskan Mei : Insinyur yang menjual diri.

Sejak tanggal 2 bahkan sampai 31 aku tidak berhenti 'keluar'. Ada saja yang mesti dikerjakan. Bulan kelahiran yang sangat sibuk dari sebelum-sebelumnya. Gara-gara kegiatan ekstra seperti ini sebenarnya banyak juga 'kewajiban' yang kutinggalkan. Beberapa waktu dari itu jadi Istidraj yang sadar dilakukan. Sial, manajemen diri yang masih buruk bahkan diusia dua sembilan.
 
Seminggu menghabiskan sisa bulan, aku sampai tidak sempat menghimpun catatan-catatan. Sebenarnya aku tidak merasa keberatan dengan hal ini. Pekerjaan yang kusukai dari segi esensi seperti ini masih bisa diselesaikan meski sambil mengeluh. Dibalik kelancaran hari-hari terakhir ini aku banyak dibantu dan merepotkan banyak orang. Jadi.. Aku ingin meminta maaf dan berterimakasih untuk itu.


Jum'at, 26 Mei. Yayi bagi tugas denganku untuk menjemput, menyambut dan mengantarkan Ganjar. Ini teman dekatku sedari SMA sampai sekarang. Saat ini Yayi sedang berjuang untuk gelar magister, dan Ganjar untuk gelar doktoral. Mata mereka masih memiliki binar harapan merdu untukku yang mesti berhenti melangkah dulu. Yah.. Ada perjalanan yang bukan milikku. Sehat-sehat kalian.. Semoga studinya lancar, sampai bertemu lagi lain waktu !


Menuju siang, aku mesti mengurusi dokumen-dokumen yang diperlukan teman-teman yang hendak mengikuti kompetisi. Selain itu Aku dan Rijal mesti membuat clapper board untuk memudahkan pengolahan gambar pasca syuting secara kronologi saat editing. Membuatnya dari kayu dan triplek yang ada di ruangan kerjaku, tidak jelek-jelek juga haha.


Mendapat kabar dari Ande, ini anaknya almarhum mang Engkus yang sedang menempuh pendidikan di UIN Yogya, tugas yang berhubungan dengan antropologi-kebudayaan tentang tradisi Sawér Sunda-nya sudah selesai. Framing sosial yang tiba-tiba terbentuk, kadang-kadang aku harus memenuhi pengharapan-permintaan-permintaan sebagai narasumber begini, padahal keilmuanku tidak mumpun di bagian ini. Tapi yah.. Yang penting aku bisa memberi kebermanfaatan untuk siapapun.

Video wawancara bisa diakses pada tautan ini, barangkali ada yang membutuhkan, atau ada yang mesti dikoreksi.


Kegiatanku selalu berjalan sampai lewat malam. Malam sabtu ini Frendy dan Jimmy mengunjungiku di studio. Temanku dari Wanakumbara, Garut. Mereka mampir untuk istirahat menginap di saung sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Temanggung-Jawa Timur, sebenarnya aku mesti jadi bagian dari perjalanan ini, tapi dengan waktu yang sekarang agaknya tidak memungkinkan untukku. Kami sudah lama tidak bertemu, berniat istirahat lebih awal, lagi-lagi tidak ! Haha

Sabtu, 27 Mei. Kami baru mendapat dana untuk rental kamera. Menggunakan KTP nya Ijal sebagai jaminannya, aku mesti membantu membuat film pendek untuk teman-teman yang lomba. Meskipun menyukai film, bagaimanapun aku bukan yang faham bagaimana cara pengambilan gambar yang benar, mengoperasikan kamera untuk footage video saja tidak pernah kulakukan sebelumnya. Mau tidak mau jadi 'ngararaba'. Syuting hari pertama dengan latar sekolah. Aku juga jadi mesti mencoba belajar software pengolah video di komputer yang entah bagaimana.

Minggu, 28 Mei. Melanjutkan syuting hari kedua. Dengan dua setting yang berbeda. Scene pertama kami ambil di pesantren sedari pagi menuju siang. Cuaca alum. Langit terus saja berwarna abu.


Disela-sela syuting aku diberi dokumen musik edukasi oleh Pa Andri seorang guru Sosiologi. "Barangkali perlu..", ujarnya..


Siang menuju sore, scene kedua kami ambil di kompleks pemerintahan kabupaten tasik. Kami harus mengambil latar sarana publik dan adegan nostalgia. Ini menyenangkan karena kami harus mengolo anak bungsu nya pa asep sebagai aktornya haha..

Latihan masih berlanjut sampai malam seperti biasa. 
Kami masih mesti menemani latihan Monolog, baca puisi dan tari.

Senin, 29 Mei. Sudah kuduga akan jadi hari yang lebih padat. Mengambil gambar dengan scene terakhir dengan bantuan Pa Iqbal sebagai aktor adisional. Selesai mengambil semua footage gambar kami mesti menunggu 'pinjaman' laptop sekolah. Karena kami mesti mengolahnya di laptop yang proper speknya.

Memasuki ashar sampai tengah malam, kami mulai membagi tugas. Aku mengedit video. Rijal dan Wawan mengambil rekaman suara untuk monolog. Pa Asep melatih baca puisi. Nadia melatih tari. 

Ruangan kerja ku sudah berantakan sekali dan tidak pernah seramai kali ini. Itu artinya aku punya waktu ekstra untuk membereskannya setiap selesai kegiatan waktu-waktu ini.. Yah tidak apa-apa..

Selasa, 30 Mei. Semua garapan dalam tahap aman. Pa Asep memberhentikan latihan sebagai breaktime. Teman-teman peserta lomba dipersiapkan untuk keberangkatan ke tempat lomba sore hari. Aku, rijal dan wawan ? Masih mesti membuat properti untuk tari.

Rabu, 31 Mei. Kami sudah di Manonjaya untuk perlombaan. Aku jadi banyak bertemu dengan seniman-seniman yang kukenal dari masa-masa pencarian, kg. Amang, Pa Wildan, Om Ade Darlin, Rizki Arbianto, Eot, dan lainnya. Tidak ketinggalan sutradaraku teh Erni Agustin Rahayu juga teh Dini teman nyantri 'tari'-ku di Ciamis, sama-sama murid Teh Neng Rachmayati Nilakusumah dengan angkatan yang berbeda. Hari ini benar-benar tidak konsen komunikasi, karena kami bulak-balik mengecek teman-teman yang ikut berlomba.

Sedari pagi sampai petang. Dari 7 mata lomba yang kami ambil, teman-teman kami membawa beberapa 'kesempatan' kemenangan. Azka Ahmad Maula - Juara 1 baca puisi, Annisa Nur Camille -  juara 2 monolog, Wahyuni - juara harapan 1 tari, dan Alice - juara harapan 2 komik digital. Aku sebenarnya sudah kurang desire dengan 'seni' yang dikompetisi seperti ini. Apa ya.. Buatku seperti beda katarsis saja.. Tapi  mengingat efeknya adalah psikologi-motivasi teman-teman yang ikut serta, ini kiranya penting juga buat mereka. Aku bisa melihat dengan jelas cahaya di wajah mereka, dan penasaran menerka cahaya ini akan seberapa bertahan lama.

Bagian yang kurang menyenangkan dari kegiatan ini, Aku mesti bertarung dan berkenaan dengan para lulusan pendidik seni yang 'asli' yang kadang merasa superior. Aku sebenarnya tidak peduli juga. Tapi isi kepala mereka memang semua luar biasa, apalah aku ini yang anak kemarin sore haha. Makanya aku tidak terlalu ambil bagian di 'perkumpulan' itu. Jikapun iya dipandang sebelah mata, mereka tidak salah-salah juga. Karena aku yang salah telah berada di tempat yang tidak seharusnya. Melakukan ini, hanya sebagai bentuk 'bakti'.

Aku masih punya keinginan untuk sekolah lagi, pada keilmuan yang kuinginkan. Tidak sekarang, nanti, setelah nanti atau bahkan mungkin tidak akan terjadi.

Sudah lama sekali sadar salah jalan. Aku tidak punya pilihan selain menjual diri pada kehidupan. Menggadaikan cita-cita begini.. Kiranya peranku sekarang cukup hanya 'mengantarkan' para muda ini saja.. Dan Aku cukup senang dengan itu. Syaratku 'kembali' ke tempat 'ini'  hanya untuk mengajar kepada Alm. Bapa dulu itu Aku sendiri yang melanggarnya. Sebenarnya bukan tanggung jawabku sama sekali.. Hanya karena ada yang bisa dilakukan didepan mata dan aku memiliki waktu untuk itu.. Mau bagaimana lagi.

Nah, Aku masih punya banyak Pe-er. Rencananya lusa aku harus ke Bandung untuk screening film Batik Sukapura. Selain itu harus melukis untuk keperluan cover novel-nya Jojo. Aku mau istirahat dulu untuk sementara hari ini.. 

Selamat memasuki bulan Juni. Waktu yang terlalu sibuk. Aku mau nulis yang ringan-ringan lagi.. Menggambar kecil atau membuat musik yang mudah didengar telinga saja kalau bisa.

Sebagai bonus penutup, kali ini kukasih tulisan yang kudapat dari satu pertemuan di kegiatan ini deh hehe.

Di Manonjaya

Kami hanya mengangguk. Tanpa berbicara
Sesekali saling tersenyum. Memecah suasana
Di bawah lembayung mega. Sepasang mata bertemu
Yang hanya akan jadi makna. Dipudar syair waktu

Berjudul saling lupa
Seperti dulu. Seseorang pernah perdengarkan kepadaku

2023






0 comments:

Posting Komentar