Senin, 17 Juni 2024

Faites-le d'abord.

 


Waktu selalu ramah menawarkan perjalanan
Sejak fajar terbit sampai langit berganti warna
Bagi mereka yang bertahan dari hujan dan terik matahari
Mencari peristiwa dan menuliskannya dengan jalan sunyi

Kepada Para Pembaca - Eki Naufal, 2023

-

Entah kenapa aku tiba-tiba ingin mengambil bait pertama puisi yang kubuat tepat setahun dari sekarang untuk pembuka kali ini. Aku seperti dibawa untuk kembali tanpa pertanda. Menapaki jalur yang telah dilewati dengan entah bagaimana.

Barangkali, begitulah salah satu cara tulisan-tulisan, 'bekerja' ; mengingatkan kita.


Juni 8, 2024. Hari sabtu, membereskan saung dan kamarku. Aku akan ‘keluar’ seminggu ini. Jadi barangkali ada keluarga atau tamu yang datang ke sini semua sudah beres. Biasanya aku tidak menerima orang Ketika aku tidak ada di sana, tapi teh Lia bilang Azmi sudah pulang. Yah, paling s Azmi nu diditu.

Sesuai rencana, aku akan ke rumah Oma Rosemarie untuk mengambil donasi buku-buku yang dipending minggu kemarin. Kami berangkat pukul satu siang, karena harus menunggu Iqbal dan pa Irfan selesai ‘bertugas’. Kami sampai di Bandung sekitaran petang. Jadi ini menghabiskan sekitar lima jam waktu perjalanan, yah bawa mobilnya santai juga sih, selain itu ini akhir pekan. Kami mendapat beberapa kemacetan.

Sesampainya kami disuguhi makan malam dulu.

Setelahnya barulah kami memindahkan buku-buku donasi ini ke dalam mobil. Tidak main-main, kami memindahkan sekitar 90 pack buku. Buku-buku novel fiksi-non fiksi, Pelajaran, sejarah dan beberapa perangkat media pembelajaran. Gara-gara ini mobil penuh, hanya tersisa dua kursi depan untuk Iqbal dan pa Irfan pulang besoknya. Kami bisa membuat satu lagi perpustakaan baru yang khusus untuk section bahasa inggris sepertinya haha. Tapi yah.. Yang penting anak-anak dapat menikmatinya.

Juni 9, 2024. Pagi dimulai dengan sarapan yang lebih awal karena Oma dan Opa akan pergi ke gereja. Aku sebenernya lebih ke mengerjai teman-temanku dengan meminta Oma untuk membuatkan sarapan dengan gaya barat haha. Jadi Oma membuatkan Oat meal untuk kami semua. Yang lucu, setelah sarapan Iqbal langsung ke atas dan memasak mi instan. “Teu paruguh ah,”, ujarnya haha.

Oma bercerita sedikit pada Iqbal dan Pa Ir tentang cara memakan makanan untuk sarapan kali ini, aku cuma haha-hehe saja, dulu Aku perlu sebulan untuk membiasakan diri dengan makanan ini haha. Tapi yah.. Ini pengalaman baru untuk teman-temanku hehe.

Setelah sarapan Iqbal dan pa Irfan kembali ke Tasik membawa se-mobil penuh buku-buku baru untuk perpustakaan sekolah mereka. Aku tidak pulang, karena masih ada acara di hari lusa.

Bailey, the little alpha. Paling kecil dan paling berisik dari tiga anjing di rumah Oma.

Sebenarnya hari itu aku tidak ada niatan ke gereja, karena teman-teman gerejaku kebanyakan sudah tidak ada. Tapi ada beberapa yang masih ada, akhirnya aku berangkat ke gereja untuk menemui mereka. Di gereja kebetulan ada seorang jemaat baru, jadi seisi gereja mendoakannya.

Pulang ke rumah, Oma menitipkan hadiah untuk diberikan kepada ibuku, adikku dan kakakku.


Aku juga disuruh untuk membawa lebih dari selusin book-end yang tidak dipakai Oma. Barangkali bisa digunakan di ruanganku atau di rumah. Yah.. Beginilah kalau sudah datang ke sini, menuju pulang pasti sagala diringkid.

Sisa hari itu aku ketiduran sampai sore, mungkin karena masih ada kelelahan sisa hari kemarin. Aku membuat teh dari Jerman untuk sekedar bersantai di balkon kamar menutup hari.

Juni 10, 2024. Sourdough saat sarapan untuk energi hari ini.

Pergi jalan-jalan seharian Bersama A Fikri Binarsukma. Tentang hari ini sudah kutuliskan pada postingan terpisah, bisa dibaca pada link ini : Boy's days out !


Saat mau berangkat main, Oma sudah nyuruh kita untuk makan malam di rumah nanti pas pulang. Tapi a Fikri malah langsung pulang. Jadilah makan malam ini kumakan sendiri, bari teu habis da lobaaaa. 

Juni 11-12, 2024. Aku punya bertemu teman lamaku Drew Rinehart setelah lima tahun tidak bertemu !, jadi ini seperti ‘reuni kecil’ untuk kita. Hari ini juga sudah kutuliskan pada postingan terpisah, bisa dibaca pada link ini : A thing that is worth to be waited

Sebelum pulang aku beres-beres rumah Oma. Aku biasa tinggal di lantai atas. Tempat Ini sangat berbeda sekali dengan pemandangan yang kutempati di saung kan ? Hehe

Juni 13, 2024. Sudah kembali ke Tasik. Aku pulang karena mesti membantu hajatnya Shofa Amanilah, anaknya pamanku. Selain itu ternyata aku keteme de Restu, saudara yang lain dari Bani aki Ozie.

Lalu bertemulah kami, beberapa dari incu-cicit ‘pemberontak’, haha.

Sepulangnya aku mampir ke rumah A Zulfahmi yang akrab dipanggil A Izoel. A Izoel sedang mencoba bereksperimen membuat seruling Bansuri (india) dengan menggunakan pipa peralon. A Izoel ini memang orang cerdas dan memiliki sense musikalitas tinggi. Bagaimana tidak, dia mempelajari dan mempraktekan ilmu etnomusikologi, akustika, dan segala perhitungan jelimetnya untuk membuat instrument music secara otodidak. Sebagai seorang yang berlatar Pendidikan Nautica (ilmu tentang pengoperasian-gerak dan navigasi kapal), dia memang mengerikan.

Aku memintanya memainkan sampel Bansuri yang dibuatnya.


Ibuku mencoba hadiah sandal pemberian dari Oma.

Juni 14, 2024. Aku menyortir beberapa buku ‘berbahaya’ dari donasi buku yang kubawa dari rumah Oma beberapa hari lalu. Aku belum tahu akan menyimpannya dimana, jadi masih kubiarkan menumpuk begitu saja di kosan saung. Nanti kalau sudah ada waktu aku akan membereskannya.

Juni 15, 2024. Sedari pagi sampai malam mengerjakan kerjaan ‘normal’. Sebenarnya ini tidak sulit, tapi banyak dan mesti teliti saja. Dan kerjaan modelan begini sebenarnya kurang cocok untukku yang tipe ‘objektif’.

Juni 16, 2024. Dihubungi sehari sebelumnya, tiba-tiba harus ke Pesantren Cipasung menemani Diwan Masnawi untuk menghadiri acara pra-haol Masayikh Ponpes Cipasung.

Bertemu KH. Koko Komarudin Ruhiat, Pembina Yayasan Pesantren Cipasung saat ini. Beliau  mengenalku sebagai orang yang sering membuat ‘masalah’ gara-gara hal yang ‘biasa’ kukerjakan. Gara-gara itu Aku sempat langganan bulak-balik ke-‘keamanan’. Yah.. Akhirnya aku bisa minta maaf ‘dengan benar’ pada beliau hari ini.

Tidak ada yang memberitahu drescode acara hari ini pakai busana santri. Aku datang dengan jeans dan kemeja flannel. Akhirnya aku dipinjami sarung kepunyaannya Cep Thoriq yang setelahnya sarungnya malah dihadiahkan padaku. Aku juga dikasih bonus dupa Melati favoritku ! Nuhun Cep !

Cep Thoriq sedang mengerjakan narasi pembacaan Riwayat KH. Ruhiat untuk acara haol Pondok Pesantren Cipasung,

Sore hari menuju petang, digerebeg di kosan oleh adikku dan si Bapa.

-

Aku suka sekali melakukan perjalanan. Buatku, perasaan semangat sebelum berangkat dan menjelang pulang saat melakukan itu selalu menyenangkan. Dan menemukan masih ada yang bisa dilakukan untuk kebaikan, hari-hari jadi lebih menarik untuk dijalani..

Menjelang Idul Adha, Juni minggu ke dua. Semua berjalan sesuai rencana, bahkan ada hal baik yang terjadi di luar rencana.

 

وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِى مُنزَلًۭا مُّبَارَكًۭا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ

And pray, “My Lord! Allow me a blessed landing, for You are the best accommodator.”

-Al-Mu’minuun : 29

 

“The Lord keeps you from all harm and watches over your life. The Lord keeps watch over you as you come and go, both now and forever.”

-Psalm 121 :7-8

 


0 comments:

Posting Komentar