Jumat, 28 Juli 2023

It Started and I Kept it Here.


"Kamu masih menulis..?"

"Yaa.. Aku masih menulis sedikit-sedikit.."

"Itu hal yang baik.."

-

Aku pergi ke rumah nenekku untuk mengambil sumbangan buku-buku dari suatu lembaga pendidikam internasional untuk sekolah di tempatku tinggal. Buku-buku ini mungkin bekas.. Tapi masih sangat bisa digunakan untuk para pelajar di tempatku. Ini akan membantu mereka dalam pembelajaran bahasa. Karena sekolah di tempatku tinggal adalah sekolah swasta, jadi mereka agak kesulitan dengan pengadaan buku atau bantuan media pembelajaran lainnya. Mengandalkan bantuan pemerintah memang bukan tidak mungkin, tapi birokrasinya begitu rumit, jadi ini adalah kesempatan dan hadiah besar, menurutku.

Berangkat dari Tasik ke Bandung pada pertengahan hari. Aku bersama dua temanku Iqbal dan Danny, keduanya guru dari sekolah yang akan menerima bantuan buku-buku itu, jadi aku mengantar mereka. Lalu sembari menjemput adikku pulang dulu karena ingin menemui Ibuku yang kebetulan kesehatannya kurang baik. Butuh lima jam untuk sampai ke Bandung, dan kami harus kembali pulang pada hari yang sama..

Tentang kunjungan ini.. Agaknya menjadi pengalaman yang baru untuk dua temanku. Dan aku senang mereka bisa merasakannya.. Mereka terlihat bahagia, kecuali bagi Danny, tentang ketakutannya pada anjing-anjing di rumah nenek dan tentang makanan oat meal eropa pertamanya hehe. Buku-buku yang disumbangkan dimasukkan ke mobil sekolah dengan lancar pada sore hari. Jumlahnya lumayan banyak, tapi kami tidak menyortirnya. Kami akan melakukannya jika sesampainya di Tasik.

Memasuki petang, aku mengantar adikku yang hendak menemui bu Judy karena punya urusan tentang hal konsultasi psikologi, aku tidak tahu jelasnya tentang itu. Bu Judy tinggal di Green Gate, tempat dimana program EV yang kuikiti dilaksanakan. Kami berangkat kesana bersama, tapi ternyata Bu Judy sedang di luar saat itu. Jadi adikku tidak bertemu dengan Bu Judy. Akhirnya kami berkeliling di sekitar, sambil mengingat waktu-waktu yang baik di sana.

-


Aku mengirim pesan pada perempuan yang duduk di sampingku saat di gereja dua minggu lalu. Karena aku tahu dia masih berada di sini. Aku mengirimkan potret tanganku di depan asramanya. Dia membalas pesanku, "Eki, kamu ada di sini ?  Semua orang sedang keluar untuk makan malam, tapi mereka akan segera kembali. Aku sedikit sakit, tapi ku bisa ke bawah sebentar.."

Aku langsung nengetik pesan balasanku bermaksud untuk memintanya untuk tetap berada di kamarnya untuk istirahat saja dan pamit pulang, tapi belum selesai mengetik dia sudah keluar dari asramanya..

Dia berjalan mendekat padaku seperti apa yang biasa kubayangkan hampir setiap malam. Sejak pertemuan dengannya yang terakhir, dia ternyata telah memotong rambutnya. Dan aku juga sudah memotong rambutku sejak aku selesai pada program EV. Kami bertemu kembali setelah dua minggu, dengan gaya rambut yang sama..

Tapi aku bisa melihat matanya agak sayu, juga bibirnya agak pucat.. "Aku baru saja ingin mengirimkan pesan.. Kamu tidak perlu ke bawah jika memang merasa kurang baik..", ujarku padanya. "Tidak apa-apa.. Aku hanya ingin melihatmu dan menanyakan kabar saja..", balasnya padaku. Seperti biasa, aku mengalihkan pandanganku darinya.. Aku tahu bahwa mataku akan bekerja dengan makna lain jika melihatnya. Dia menanyakan maksud kedatanganku kali ini.. Aku menjawabnya untuk membawa buku-buku untuk sekolah di tempatku tinggal, aku juga memperkenalkan adikku padanya. Adikku kembali ke ayunan sisi kiri kampus setelah itu, membiarkan kami berbicara berdua di bawah matahari yang telah sirna.

"Apa kabarmu.. Kamu masih menulis ?", Tanya nya padaku. "Ada banyak hal yang terjadi setelah aku pulang.. Dan yaa.. Aku masih menulis sedikit-sedikit..", jawabku padanya.. Lalu ia menjawab lagi.., "Itu hal yang baik..", Kami sama-sama tersenyum..

"Apa yang kamu rasakan..?", pertanyaan ini menyusul.

Aku menjawabnya, "Rindu..".

"Yaa.. Aku mengerti tentang itu..", ucapnya kembali padaku sambil sedikit menundukkan kepalanya..

Kami tidak lama saling bicara karena aku sadar dia sedang kurang sehat.. Jadi aku menyuruhnya untuk kembali ke asramanya untuk beristirahat. Selain itu.. Aku memang tidak bisa 'memandangnya' berlama-lama.

Dia berjalan kembali memasuki asrama.. Tapi hampir saat ia sampai ke asrama, aku mengejarnya, aku memberanikan diri memintanya untuk berfoto bersama. Lalu ia naik ke lantai dua asrama kembali ke kamarnya. Aku melihatnya menaiki tangga sampai aku tidak melihat dan tidak mendengar suaranya.

Kami berpisah, lagi. Aku pulang kembali, dirangkul teman baik yang sudah menungguku, yang bernama sepi.

-

Aku memaksakan diri untuk kembali mengunjungi tempat ini. Pun sebenarnya dengan atau tanpa bertemu dengannya. Aku bermaksud mengembalikan-menitipkan semuanya di tempat perasaanku ini bermula.

Akan selalu ada yang kuingat jika suatu saat aku berada di tempat ini lagi..

Ini perasaan yang indah. Tapi aku harus menghentikannya. Tapi tanpa kukatakan, aku yakin dia menyadari semua yang ada padaku, tentangnya. Mudah agaknya melihat seorang yang sedang jatuh cinta. Selain itu.. Dia pandai membaca perangai seseorang. Dan aku terlalu naif untuk menyembunyikannya.

Sikap yang dia berikan kepadaku adalah untuk melindungi. Melindunginya, dan melindungiku. Dan aku sangat menghargainya.

Tidak ada cinta yang merusak cinta yang lain.

Jadi.. Aku sangat berterimakasih padanya.. Untuk semuanya.

Darinya.. Aku merasa bahagia.

Mengetahui bahwa hatiku ternyata masih bekerja.







1 komentar:

  1. Ahhh persaan apa ini begitu menyakitkan terasa sangat jelas tergambar,aku harap yang terbaik untuk mu :(

    BalasHapus