Selasa, 01 Agustus 2023

Tiger Lair

Selama belajar di EV, teknis pengkondisian partisipan adalah dengan membuat kelompok-kelompok kecil. Dari 18 partisipan imersi, kami dibagi menjadi lima kelompok dengan jumlah 3-4 orang perkelompok. Ini untuk memudahkan alur informasi saat pembelajaran dan ini memang sangat efektif. Meski begitu ini tidak jadi membuat sekat antar sesama partisipan, kami juga punya banyak waktu untuk berbaur dengan teman-teman yang lain.

Angkatanku di EV kali ini sangat beruntung karena setiap kelompok didampingi oleh dua leader native speaker. Satu guru senior dari tim Pennsylvania dan satu mahasiswa internship dari perguruan tinggi di Amerika.

Tim kami bernama Tiger Lair, ini adalah nama yang diusulkan oleh Ilham. Lair dapat bermakna sarang atau suatu tempat yang ada di belantara hutan. Kami menganalogikan bahwa kelompok kami adalah harimau-harimau dengan semangat berburu pengetahuan di EV. Malam pertama setelah orientasi kami membuat bendera kelompok kami, Filbert dan Rezal mengambil bagian besar dalam ini, karena aku dan Ilham tidak begitu piawai soal menggambar.

Yollande 'Landy' William
Dari semua pengajar dalam tim Pennsylvania, Ms. Landy barangkali adalah pengajar paling tua dari segi usia. Tapi meski begitu desire mengajarnya masih tinggi. Ms. Landy selalu on-time dan strict tentang penggunaan waktu. Awalnya aku agak kesulitan ketika berkomunikasi pada beliau. Ms. Landy berbicara dengan nada rendah dan pronounce speaking yang cepat, kadang beliau tidak sadar bahwa kami masih belajar tentang listening hehe. Selain itu setiap kali aku-kami bertanya tentang hal yang tidak dimengerti dalam pembelajaran Ms. Landy tidak langsung memberikan jawaban konklusi, Ms. Landy selalu membawaku-kami untuk berputar dulu tentang pertanyaan yang diajukan, kadang saat 'menjelajah' fikiran, kami jadi menemukan sendiri jawaban dari apa yang kami tanyakan. Beberapa hari setelah hari awal, aku lebih merasa cara mengajarnya adalah seperti pola parrenting orang tua kepada anak saat di rumah, advice-nya selalu membuatku tertegun. Aku seperti diceritai oleh Ibuku sendiri, dan memang aku merasa beliau adalah figur seorang Ibu saat di EV. Barangkali karena usianya, dan melihat kami yang masih muda. Kendati di usianya yang tua, Ms. Landy selalu bersemangat dan kadang berteriak ketika bersemangat hehe. Tidak berlebihan jika semua membandrol beliau dengan nama 'Mother's Tigers'.


Kami berfoto di depan bangunan utama Green Gate saat hendak makan malam.

Katy Marie 'Swift' Ross
Native speaker dari tim mahasiswa internship yang menjadi leader kami. Berbackground studi pendidikan, Katy adalah perempuan dengan intelegensia tinggi dan seorang problem solver. Ini terbukti ketika dia menyelesaikan berbagai problema-problema yang terjadi di kelompok kami. Kendati berusia lebih muda dariku, kurasa Katy lebih dewasa dariku dalam berbagai hal. Dia bisa mengorganisir kami dengan baik. Kami Tiger Lairs adalah kelompok yang iya iya tapi rewel hehe, Katy mengurusi semua kebutuhan kami saat kegiatan, bahkan tentang urusan makanan, tapi kami tidak pernah melihatnya datang dengan alis yang dikerutkan. Dia selalu berusaha ramah dan tidak memperlihatkan kelelahannya (padahal disamping mengurusi kami dia juga punya banyak Pe-Er paper yang harus diselesaikan di perkuliahannya). Pada kelas tambahan yang impulsif, Katy juga mengajar tentang  penulisan kerangka One Minute Speech (Katy memeriksa tulisan kami satu persatu, bahkan dengan koreksi gramatikal-nya), lalu penulisan essai, dan metoda ketika menghadapi interview pada perusahaan asing. Kami Tiger Lairs tentu beruntung dan bangga  'diasuh' olehnya.

Belakangan, Katy ketahuan pandai bernyanyi dan bermain piano. Kami Tiger Lairs jadi menambah 'Swift' pada nama tengahnya.

Ilham Abdullah, the mature one.
Diantara empat anggota kelompok Tiger Lairs barangkali Ilham adalah yang paling dewasa dalam pemikiran (juga paling tua dalam segi usia 😆🤟), tapi itu tidak berarti menaruh jarak pada adik-adiknya di Tiger Lairs. Dengan pengalamannya bekerja di Jepang, Ilham punya banyak pengalaman menarik untuk diceritakan. Ilham yang supel dan banyak pengetahuannya dapat dengan mudah bergaul dengan semuanya. Dia selalu excite pada hal-hal yang baru yang ditemukan dalam keseharian kami di EV. Ilham juga jadi sasaranku ketika aku hendak 'curhat', karena dia selalu punya penyelesaian yang bijak (maaf yaa hehe kamu jadi kerepotan mendengarkan ceritaku 😅) . Di hari-hari terakhir program, Ilham membelikan kami semua para partisipan laki-laki makanan seblak yang membuatku hampir bolos kelas Ms. Susan keesokan harinya gara-gara sakit perut hahaha. Tapi itu malam yang menyenangkan, kami mengobrol banyak hal sambil makan-makan.

Temanku 'nakal' ketika di EV ini adalah seorang muslim yang baik pribadinya daripadaku. Aku selalu terdiam saat dia membaca ayat Al-Qur'an dengan tartil di kelas interfaith dialogue.

Fibert 'Fillie Fish' Elian, the quiet.
Dengan persona awal saja aku tahu dia seorang yang jenius, ini terbukti ketika Filbert menyelesaikan-mengkomunikasikan ide tentang penampilan yang kami rencanakan pada dua Ms. Landy dan Katy. Filbert adalah anggota kami yang paling pendiam. Aku juga seorang pendiam dan penyendiri, tapi dia lebih pendiam haha. Matanya memaknai banyak hal, dia orang yang pertama sadar saat diantara kami kelihatan bengong. Dia pasti bertanya 'apa kau baik-baik saja ?', sebuah atensi yang tidak dimiliki oleh banyak orang. Tapi pada awal-awal, aku selalu kebingungan menebak perangainya. Dia bisa tiba-tiba sangat diam dan tidak berbicara sedikitpun setelah dia terlihat menikmati momen sebelumnya. Maksudku jika memang dia memiliki sesuatu yang tidak menyenangkan aku-kami bisa mendengarkannya.. Tapi seringkali dia hanya menggunakan isyarat angguk kepala atau bagian alis dan mata. Kadang dia mengirimkan chat yang panjang hanya karena dia 'malas' berbicara. Belakangan aku mulai mengerti kepribadiannya karena kami mulai dekat satu sama lain.

Fillie yang memeluk kepercayaan Buddha adalah temanku bangun di pagi hari. Dia selalu bangun lebih dulu daripadaku yang wajib shalat shubuh. Dia kentara sering berkeliaran dini hari hanya untuk berterimakasih pada pepohonan, binatang-binatang, tempat dan alam sekitar. Dibalik sifatnya yang pendiam, aku menemukan bahwa dia yang paling menjaga keterikatan.

'Baby' Rezal Alfarizky, the cheerful youngest tiger.
Si kesayangan Ms. Landy karena mungkin si Bungsu di Tiger Lairs, dan dikenal semua orang di EV. Rezal adalah seorang dengan perangainya yang selalu riang, dia bisa mencerahkan keadaan sesuram apapun dengan prilaku dan cara bicaranya. Semua akan tersenyum tertawa dengan kehadirannya. Kadang-kadang aku suka lupa umur ketika bersamanya haha. Meski begitu, Rezal ternyata adalah seorang volunteer di suatu yayasan sosial di Bandung, Rezal punya kepedulian tinggi dengan mengajar bahasa inggris pada anak-anak yatim dan kurang mampu. Selain itu dia adalah super stars Tiger Lairs, dia mengguncang EV saat panggung karaoke night bersama partnernya Celine Sophia !

-

Ini foto kami saat hari terakhir di pembelajaran bahasa inggris dengan Ms. Susan.


Ini foto kami saat malam terakhir setelah refleksi. Masing-masing dari kami mendapat penghargaan dengan bermacam-macam predikat dari dua leader kami.

Ada yang jadi pikiranku tentang tim ini, maksudku kami dikelompokkan secara acak, tapi rasanya kami tiba-tiba merasa cocok dan melengkapi satu sama lain.. Ini membantu kami juga belajar dengan lebih baik saat di EV. Sempat kutanyakan pada panitia registrasi pendaftaran, saat kami menulis nama kami ketika registrasi, mereka mendoakan setiap dari kami supaya mendapat companion yang pas dengan kepribadian kami. Dan aku bersyukur dengan itu.. Kami masih berkomunikasi satu sama lain meskipun program EV telah selesai..

Aku beruntung ada diantara mereka. Terimakasih..

0 comments:

Posting Komentar