Pada gerejaku. Diantara rimbun dedaunan taman
Warnanya mulai berubah pudar. Setelah satu tahun kepergian
Hanya karena merasa. Badai datang terlalu tiba-tiba
Melenyapkan kedamaian. Yang telah ada lama sebelumnya
Senin 27 November 2023. Suasana hari guru itu masih terasa. Anak-anak menyiapkan 'resepsi' kejutan untuk semua guru, tapi tidak untukku yang dimintai tugas mengiringi perayaan dengan lagu-lagu.
Salah seorang diantara kami masih ada saja yang membuat keributan. Mengatakan bahwa ini adalah perayaan yang sia-sia. Aku juga setuju, tapi opini gaya penulisan yang dia sebar lebih mengiring para warga sekolah pada pendapat negatif. Padahal bisa juga kita tetap mengapresiasi, tapi sambil mengevaluasi. Dan kita sangat memungkinkan melakukannya dengan kalimat yang membangun dan positif. Tujuannya sama, tapi cara penyampaiannya akan sama sekali berbeda.
Adam Mubarok, guru sejarah idola anak-anak satu sekolah ini mendapat banyak bingkisan. Dia membagi-bagi kebahagiaannya dengan memotong kue hadiahnya ke beberapa ruangan. Dia cukup mudah kentara diantara kami meskipun sama-sama masih dua tahun di tempat ini. Selain karena kinerjanya bagus, dia juga memiliki perangai menyenangkan. Tidak sulit untuk orang-orang untuk bisa mengenalnya.
Entah kenapa menuju siang hari aku agak mengantuk. Tapi aku menahannya supaya malam bisa tidur lebih awal, karena jika tidur siang aku akan melek sampai dini hari, lalu mengganggu aktivitas keesokannya.
Hari ini depan ruangan ramai sampai sore. Sampai aku ngungsi ngurusi tanaman-tanamanku. Ada anak yang mengunjungiku, anak ini tidak pernah bertemu di kelas denganku karena dia anak tahun kedua. Aku tidak begitu mengenalnya. Bernama Eksan, dia jadi agak sering berkunjung ke ruanganku sejak mengikuti paduan suara acara minggu lalu.
Dia kentara sering meminjam gitarku. Tapi hari ini dia lebih banyak berbicara, aku hanya menyahutinya dan menjawabnya sesuai yang kutahu. Dua hari ini dia jadi bolos mengaji. "Sedang tidak mood, Pa", ujarnya saat kutanya. Kulihat dari matanya, sepertinya dia memiliki hal yang ingin diungkapkan berdasar perasaannya, tapi belum berani bilang. Dia tinggal sampai sore di ruanganku dan akhirnya jadi membereskan depan ruanganku sampai menyirami tanaman-tanamanku semua.
Selasa 28 November 2023. Jadwalku hanya pagi sampai jam sembilan. Libur setengah hari yang nanggung. Jadi aku menggunakannya untuk memecah tanaman-tanamanku yang sudah tumbuh menjalar liar melewati potnya.
Aku meminta izin Pa Diki, salah satu guru biologi. Untuk menggunakan satu blok lahan taman yang ada di sebelah lab-nya, karena ini sudah bukan teritorialku. Aku berencana menanam pecahan tanaman-tanamanku dengan cara perma. Bukan untuk taman, tapi buat stok tanaman-tanamanku jika yang di depan ruanganku sudah tua dan tidak produktif. Jadi nanti aku tinggal memotong stek darisana. Kalau aku sempat sih maunya membenahi semuanya, tapi kita lihat nanti saja.
Pa Asep Kurniawan. Guru pelajaran agama Islam ini berkunjung lagi. Bercerita tentang pertemuannya pertama kali dengan kg. Godi Suwarna dan teh Neng Rachmayati Nilakusumah pada seminar kebahasaan yang diadakan BI sehari sebelumnya. Mengobrol perihal kebudayaan yang aku juga tidak tahu, proses kreatif, urusan pemikiran dan sampai konflik global. Aku merasa beberapa hari ini aku terlalu banyak bicara, sial.
Aku paling senang dengan bunga-bungaan. Untuk seorang laki-laki, hal ini seringkali jadi bully-an. Bunga sering dikatai perlambangan feminisime. Jauh dari itu, aku hanya ingin punya pandangan yang bagus. Karena di tempat ini yang malah sering kulihat hanya bibit-bibit permasalahan.
Aku merecah buket bunga. Bunga Krisan Putih yang tidak tahu akan kugunakan untuk apa. Dan bunga mawar merah, kelopak-kelopaknya ku lepas satu persatu. Aku berencana membuat warna untuk menggambar dari ini setelah nanti dia kering. Aku juga punya beberapa tangkainya untuk distek, aku tapi aku tidak tahu tangkai dari buket bunga begini akan tumbuh atau tidak.
Setelah turun hujan, malam menampakan bulan dengan pelan.
Dua hari ini aku terus menerus mendengarkan lagu In The Light of Love dari Deva Premal & Manose Newa. Sekedar untuk meringankan kepalaku. Lumayan bekerja, aku jadi melakukan semua yang kukerjakan dengan pelan. Bahkan nafasku bisa kusadari disetiap tarikannya.
Keadaan waktu ini tidak memungkinkanku melakukan bepergian, pekerjaan yang banyak itu akan segera menyambutku dua minggu kedepan. Sedangkan perasaan sedang tidak baik, kegelisahan demi kegelisahan sudah diminta untuk segera dikembarakan. Jadi.. Aku tidak punya pilihan lain selain menyibukan diri sendiri. Yah.. Minimal supaya ada yang tetap dituliskan di waktu-waktu ini.
0 comments:
Posting Komentar