Meskipun sudah berencana curi-curi waktu, tapi aku tidak sama sekali berencana bepergian setiba-tiba begini. Di tempatku beraktivitas, beberapa orang 'terpilih' punya kegiatan ke daerah Yogyakarta pada hari sabtu, 17/02/2024. Dan karena aku tidak termasuk dalam itu, tidak ada salahnya aku mengiyakan tawaran perjalanan ini.
Hari kamis, Yuda Fauzan, salah satu teman SMA ku membawaku dari Tasik menuju Garut. Hujan tidak berhenti mengguyur sedari pertengahan perjalanan bahkan sampai kami di rumah Ganjar yang menjadi safehouse saat 'sajoleun'. Kami datang saat hampir petang. Ternyata perjalanan ini bukan hanya Aku dan Yuda saja, tapi juga bersama H. Dendi yang akrab kami sapa Aden, lalu Ganjar dan Eki Yasin. Jadilah kami berlima.
Lalaki mah da memang lalaki. Berencana berangkat setelah maghrib, kami jadi berangkat jam setengah delapan malam. Gerimis masih turun. Tapi bukan halangan karena kami berangkat dengan mobil hehe. Di perjalanan jalanan gelap sekali, sedikit menakutkan untuk menuju Talaga Bodas - Wanaraja pada waktu sekitar itu.
Sesampainya kami langsung memasang tenda. Tidak ada satupun orang di atas. Benar-benar hanya kami berlima. Dan buatku, ini sangat menyenangkan ! Minimal ini berarti tidak ada polusi suara yang tidak perlu. Suara alam pada malam sangat syahdu, langit mulai terang, lalu menampakan awan malam dan corak gemintang. Indah.
Memasak jagung bakar 'keinginan' Aden, yang malah tidur duluan. Akhirnya, kami yang memakannya hehe.
Orang-orang mengobrol sampai lewat tengah malam di depan perapian. Ini suasana yang sangat menggoda untuk begadang, tapi aku tidak mau melewatkan bangun pagi melihat matahari datang di seberang rangkaian pagar gunung Segara.
Pukul lima pagi aku sudah bangun. Udara dingin. Yah.. Tidak sedingin Ranukumbolo sih, jaket goose down 'murah-ku' masih bisa dimasuki udara. Untungnya aku memakai kemeja flanel yang agak tebal sisa dulu perjalanan 'ke luar' lengkap dengan choker yang lumayan bisa menghalau udara di sekitar leher.
Membawa kamera, tapi akhirnya tidak begitu kugunakan. Aku lebih menikmatinya sebagai bagian dari kehidupan. Menyimpannya sendiri sebagai laluan waktu indah dalam ingatan.
Kesalahan fatal adalah dengan membawa portable stove tapi tidak serta membawa gas-nya. Kayu bakar sudah habis dipakai semalam. Tapi aku sudah membawa bir sebagai persiapan hehe. Non-alkohol, santai saja. Tapi memang agak nyaliwang dengan meminumnya saat matahari hanya sejajar kepala.
Di sini, waktu berjalan terasa lebih lambat. Aku membaca buku sampai 7 lembar hanya untuk menunggu teman-teman lain bangun tidur. Lalu sedikit menulis highlight tentang perjalanan kali ini, supaya mudah ditulis-diingat kembali.
Mengitari telaga dengan berjalan kaki. Secara pribadi, sebenarnya aku tidak lagi begitu menyukai tempat ini dari 'satu sisi'. Lima tahun lalu, aku pernah berada di sini bersama seseorang yang kusuka. Merasa bahwa tempat ini istimewa, karena kumaknai dengan 'berdua'. Tapi ternyata tidak bertahan seperti yang diharapkan. Aku tidak menyangkalnya bahwa itu adalah salah satu waktu yang baik. Yah.. Meski mungkin buatnya itu tidak cukup sebagai bahan bakar kehangatan saat godaan-godaan luar mulai muncul 'dipermukaan', seseorang 'itu' tidak menggunakannya dengan 'baik'.
Tempatnya masih terlihat sama, bahkan pepohonan yang pernah kuambil sebagai latar potret masih dalam posisi yang sama. Dan kukira, masih dengan rasa kekecewaan yang sama yang terus membesar setiap tahunnya. Ketika teman-teman pergi untuk berendam air panas, aku lebih memilih merawat luka na'as. Menantang diri sendiri untuk menghadapi ingatan ini. Setiap jengkal langkahnya masih kuingat, bahkan terbangan percakapan yang saat itu kuanggap sebagai berkat.
Do'a
Kebohongan. Adalah sahabat karib arah
Yang berlalu. Di belakang pandangan
Sekali waktu. Aku berusaha untuk tidak marah
Pada kesalahan murni. Dari seorang insan
Atas nama ketidakmampuan. Ia selalu berpasrah
Dari tempat jauh. Mengutuki ketidakbahagiaan
Langit masih saja mendung. Kali ini
Aku agak lega. Memaknai pergerakan cuaca
Mulai esok. Akan kucari lagi tanah-tanah sunyi
Jikapun gelap. Biar kubangunkan saja matahari
2024
Tapi seperti yang sering kukatakan pada teman-teman, tentang perjalanan : bukan tentang kemana, tapi bersama siapa. Tempat apapun bisa jadi terasa lebih meriah dengan bahagia yang bersama-sama ditenun. Aku pergi bersama sahabat-sahabat lamaku, juga guruku. Dan kami sudah terbiasa saling berbicara, tanpa canggung tentang apa saja..
Perjalanan bersama Aden seperti ini sudah lama sekali buatku. Beliau ini adalah seorang doktor pendidikan. Aku mengenalnya saat usia SMA. Dulu aku sempat lama tinggal di rumahnya, karena selain menyukai ilmu pengetahuan, beliau juga menyukai kesenian. Kebanyakan buku-buku yang kubaca saat itu adalah miliknya, karenan di lantai atasnya dulu ada perpustakaan.
Tidak perlu waktu lama untuk mengakrabkan diri waktu itu. Dulu di rumahnya juga ada satu set alat musik band lengkap yang sering kuoprek. Selain itu salah satu putrinya Neng Zahra saat kecil juga pernah kuasuh hari-harinya karena dia sama-sama suka menggambar.
Dipenghujung waktu sebelum kami berkemas pulang, kami bertemu dua perempuan, Irma dan Via. Pertemuan semacam ini jarang sekali terjadi dalam hari-hariku, dan jarang sekali kulakukan. Tapi mereka berdua menyenangkan. Mereka berujar agak khawatir untuk berjalan berdua saat turun pulang, akhirnya kami membawanya sampai ke gerbang keluar parkir kendaraan.
Foto bersama terakhir sebelum pulang. Kami turun gunung setelah lewat ashar. Sampai ke Cilawu saat hendak maghrib. Semua klelahan, kami jadi menginap di rumah Ganjar.
Sebelum pulang ke Tasik. Aku berfoto dengan Lajlana Fakhar. Anaknya Ganjar yang sekarang berusia tiga tahun, dan ia sudah mulai berani untuk berada diantara teman-teman ayahnya. Usia yang memejeuhna capetang. Dipanggil de Ila, dia selalu punya banyak sekali pertanyaan. Dulu, sempat kuusulkan nama Dragana untuknya, tapi Ganjar menolaknya mentah-mentah haha..
Anak ini tidak tahu pamannya yang ini pernah membawakan lagu dengan biola saat pernikahan orang tua terkasihnya..
A little escape. Perjalanan ini barangkali mendadak, tapi lumayan memberikanku pandangan lain yang berkecamuk pada benak.
0 comments:
Posting Komentar