Aku masih menggunakan puisi-puisi yang kutulis ditahun-tahun lalu. Sudah dua tahun ini aku sudah kekurangan waktu untuk melakukan itu, sial.
Bisa selamat bertahan di bulan pertama di tahun baru ini sangat-sangat ajaib buatku. Aku dapat banyak bantuan dari orang-orang baik yang masih punya 'ketulusan' untuk orang menyebalkan sepertiku. Karena ada hal-hal yang tidak diperkirakan sama sekali tiba-tiba terjadi. Semisal aku sampai jatuh sakit dua kali hanya rentang Januari-Februari awal, ini mengambil jatah uangku yang cuma segitu hanya buat berobat, belum ditambah dengan keperluan lain. Cih, aku tidak menyangka usia segini Aku harus sudah mempertahankan kesehatanku dengan obat-obatan, merepotkan. Aku mesti lebih bisa memenej diri, mengambil keputusan dari hilal-hilal, membaca prediksi memang bukan tipeku yang minimal 'bisa selamat hari ini', kita kereyeuh rubah sedikit-sedikit.
Suatu hari diawal bulan, Ibuku mendapat kabar 'membanggakan' dari salah satu di keluarga. Ini tentu kabar yang bagus. Aku juga merasa senang dengan itu. Tapi di sisi lain, disengaja-tidak disengaja, disadari atau tidak, ini menjadi kabar 'pembanding' bagi kami. Bahwa kami barangkali anak-anak si Ibu dan Bapa tidak cukup membanggakan seperti sewajarnya anak-anak 'di keluarga besarnya'. Hehe, dikata apapun, bagaimanapun dengan 'sumber daya' yang kami miliki, sejak awal 'kesempatan dan peluang' yang kami miliki sudah sama sekali berbeda dengan 'mereka'.
Aku juga pernah dikatai untuk membenarkan gaya hidup oleh seseorang. Tapi aku masih bingung ini gaya hidup dalam konteks apa yang dimaksud. Jika semisal gaya hidup dengan konteks yang lebih sehat (seperti urusan makan, waktu tidur, dll) aku sangat sadar dalam sisi itu aku nga bener banget. Hidup nomaden begini, makan aja sakasampeurna haha. Terus katanya jangan banyak 'ngegalau'. Aku juga bingung soal yang ini, ngegalauin apa haha. Percintaan ? Aku sudah lama cuti soal begituan. Dengan keadaan sekarang, meski mau juga punya kehidupan begitu, aku sudah menempatkan hal seperti itu di nomor entah ke berapa, teu kaburu. Soal ekonomi-finansial-kerjaan ? Ini bukan buat digalaukeun, gaweankeneun nu kieu mah. Atau tentang apapunlah eta nya.
Diingatkan juga bahwa hidup jangan terlalu idealis, "Hidup nga pernah ideal", katanya. Bertambahlah lagi kebingunganku. Kalaupun aku memang idealis, idealis seperti apaaaa. Aku sudah toleransi buangeeet rasanya haha. Ah pokonya apapun tentang semua yang dia maksud itu, aku sangat menerima itu buat evaluasi diri.
Tapi inimah tapi ya, kalau memang masih kenan mau membantuku (dengan cara apapun) harus agak spesifik ngke mah, aku bukan nu bisa sakali ngarti dikatai begitu secara umum, kepalaku nga bisa berpikir sebagus kalian yang pendidikannya sesuai dengan yang kalian ingin pelajari. Kalau semisal masih bingung, ayok boleh sesekali hidup bersamaku (meski yakin moal daek sih), biar keliatan hal seperti apa yang kupunya setiap harinya dan biar tau bagaimana baiknya saran solusi yang biasa keluar dengan ringan itu menghadapinya (saran dulu aja we kalau teu bisa ngasih tindakan real mah).

Aku jadi bertanya pada orang-orang 'terdekat' dulu. Takutnya aku yang bebal terhadap saran atau bisi memang aku yang tidak beres. Pertama adikku dulu, dan jawabannya masih bisa kuterima dan dekat dengan apa yang kupikirkan juga, karena mungkin merasakan hal yang sama-tidak jauh berbeda.
Selanjutnya dia jadi nyaliwang bertanya tentang Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa yang dia temukan-lalui saat dia pergi ke tempatnya bekerja. Meski bagian dari agama Kristen, Saksi-saksi Yehuwa ini memang berbeda dengan Kristen yang kita kenal secara umum dengan trinitasnya : Bapa, Putra dan Roh Kudus. Orang-orang Saksi Yehuwa percaya Yesus ini berbeda dengan Allah, tidak sebagai satu pribadi dengan Allah. Menggunakan kata Balai Kerajaan daripada Gereja untuk tempat peribadatan mereka dan menggunakan Alkitab terjemahan Dunia Baru (New World Translation of The Holy Scriptures/ NW). Barangkali ini gara-gara dia melihatku yang 'cukup dekat' dengan ke-kristenan, sigana nanaon nu berhubungan jeung nu kararieu nanyakeuna ka uing huee.
Jawaban lain yang kudapatkan dari kakakku. Dia mengatakan bahwa "Galau" itu adalah genre hidupku. Kakakku yang ini memang tidak ambil pusing dan tidak bertele-tele. Dari semua adik-kakaku, dia ini yang paling tidak mahir merangkai kata-kata, pun ketika dia dalam keadaan yang 'sensitif', seperti saat dia dimintai kata-kata kesan saat pernikahannya, dia malah seperti ngasih kuliah umum dengan bahasa-bahasa akademik haha. Atau semisal, belakangan ini yang aku mengeluh tentang keadaan akhir bulan, dia cuma bilang, "Tenang, ini cuma akhir bulan. Bukan akhir dari segalanya", hahaha. Yah.. Mau bagaimanapun dia memang lebih profesional menghadapi keadaan begini sih. Selain itu, karena aku juga sudah berkali-kali mendengar ucapan kalau dia bilang sudah tidak punya lagi persediaan, tapi masih menyaksikannya punya uang yang seminggu nga habis dipakai buat jajan, hmeeh.
Ah catatan pembuka yang tidak menyenangkan, sudahlah itu akan kupikirkan nanti lagi haha, sekarang aku mau cerita hari-hari saja !
Senin. Januari 6, 2025. Léléngkah Halu. Si bungsu lolos masuk kerjaan barunya. Orang-orang rumah senang. Aku sebenarnya nga tau kerjaannya seperti apa, tapi selama dia bisa menikmatinya, aku senang-senang saja. Yah, apapun itu, kalau ini membuat dia lebih 'stabil' dan bahagia, ini akan sangat membantunya.
Karena kita sudah sadar sejak dini, semuanya bertumbuh sendiri. Tidak ada kekuatan eksternal. Makanya harus pintar-pintar branding diri sendiri. Tumbuh dengan nanggung, ke atas repot ke bawah repot, tapi minimal kepala ada isinya meski tidak seberapa. Lalu juga kata nanggung yang lain buat kita adalah karena ada yang mesti dipikul bersama-sama.
Mengawali hari pertama kembali normal. Aku mencetak 10 profil dramawan yang beberapa tahun ini naskahnya sering 'dipilih' anak-anak untuk ujian pertunjukkan. Supaya anak-anak tidak hanya mengenal naskah-naskah terbaik mereka, juga mengenal personal mereka. Beberapa diantaranya Utuy Tatang Sontani, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, Usmar Ismail, Akhudiat, Anton P. Chekov dan lainnya. Kupasang di papan Student Centre supaya bisa dibaca publik buat semester ini.
Selasa. Januari 7, 2025. Pagi-pagi temanku dari Garut yang namanya sama mengirimkan pesan di Whatsapp saat aku hendak berangkat kerja. Dia mampir karena ada keperluan. Kami mengobrol sebentar saja karena dia dikejar jadwal. Membawakan oleh-oleh telur segar dari peternakannya, katanya kerjaan dia sedang bagus, alhamdulillah. Dia menyimpan kendaraannya di Saung, lalu berangkat. Katanya dia kembali lagi sore.
Karena kesiangan, aku jadi ngoprek pepelakan heula. Sansivera-sansiveraku sudah bertumbuh tunas-tunas baru. Jadi kupisahkan supaya tumbuh lebih banyak.
Rabu. Januari 8, 2024. Foto diambil sebelum Eki Pulang lagi ke Garut. Eki menginap di Saung karena hari kemarin pulang larut, selain itu kami juga ngobrol banyak. Jadinya kita begadang, padahal badanku belum bener sepenuhnya. Sama sepertiku, tahun ini dia baru memulai perkuliahan smester pertamanya untuk mendapatkan 'nama resmi' tenaga medis. Dia punya klinik optikal sejak lama, dan dia membutuhkan gelar itu untuk perizinan optikalnya. Karena seperti yang kita tahu, di Indonesia gelar adalah segalanya, kompetensi mah nomer sabaraha. Padahal ada juga banyak yang orang kita yang kompeten pada satu bidang dan 'tidak bisa bergerak' hanya karena persoalan embel-embel di depan atau nama belakangnya.
Kita bicara banyak hal karena lama juga tidak bertemu. Padahal kemarin aku punya libur dua minggu, tapi malah sakit. Jadi tidak sempat kemana-mana. Mendengar segala kabar baik dan 'kurang baiknya'. Tapi yang penting keadaan sekarang buatnya sedang sangat baik. Kerjaan sedang bagus, dia punya aktivitas baru, lingkaran baru. Aku senang saja buatnya..
Eki pulang hanpir dzuhur. Jadinya aku bolos kerja, selain itu aku memang belum sehat sepenuhnya sih. Tapi berupaya badan sedikit bergerak, aku kembali mengurus tanaman-tanamanku. Sansiveraku jadi lebih banyak karena banyak tumbuh tunas baru, kupindah ke pot-pot supaya mereka bisa tumbuh leluasa dan lebih banyak. Setelah itu aku tertidur lelah sampai ashar.
Malam harinya aku membuat slide presentasi buat mengajar di semester baru. Aku hampir selalu menggunakan Powerpoint untuk mengajar, apalagi saat mengajar seni rupa. Karena banyak hal visual yang perlu diperlihatkan, supaya lebih jelas buat anak-anak. Ini tentu lebih memudahkan.
Kamis. Januari 9, 2025. Hariku dimulai dengan melihat bapak-bapak sedang mencari Keong. Yang kutahu biasanya keong-keong ini untuk keperluan pakan ikan lele atau campuran pakan untuk bebek. Dan tiba-tiba aku jadi sedikit terpikir tentang Keong. Lalu sedikit melihat-lihat referensi tulisan tentang Keong. Jenis-jenis, kegunaan, perlambangan sampai nilai-nilai filosofisnya. Aku jadi tertarik untuk menggambarnya.
Dari itu aku membuat tiga sketsa gambar Keong dengan cat air. Aku berencana menulis juga tentang Keong sebagai pendamping gambar-gambar yang kubuat, tapi tanganku sedang senang bergerak untuk menggambar, dan jika berpindah menulis kepalaku mesti melakukan warming up lagi. Dan ini butuh waktu, jadi aku meneruskan saja menggambar sampai lewat pertengahan hari. Tulisannya akan kubuat di waktu lain setelah gambar-gambarnya selesai.
Sore hari Diwan & Lutfi datang ke Saung membawakan air rebusan Serai dan Pandan. Diwan yang sedang aneh tiba-tiba memanen biji-biji
Hanjeli di bawah saung. Aku dan Lutfi menontonnya saja dari atas.
Jumat. Januari 10, 2025. Aku, Diwan dan Lutfi bangun pagi sekali karena kami punya rencana buat hari ini. Sarapan Surabi dan gorengan, kucing H. Imam ikut nimrung. Kami makan dengan santai sambil mengobrol banyak hal.
Sarapan selesai. Hari ini kami mengolah oleh-oleh Diwan yang pulang dari Bukit Kalimat. Diwan membawa banyak jenis tanaman. Diwan sedang dalam fase 'naturalis'. Dia banyak menanam tanaman-tanaman di sekitar pekarangan rumah tempat kami biasa berkumpul di rumah belakangnya. Selain itu, Diwan juga membawa beberapa bunga Rosella yang hari ini kami olah menjadi minuman. Aku masih punya stok daun mint dari Oma Rosemarie, kami campurkan itu. Dan diluar ekspektasi, minumannya sangat segar ! Setelah itu kami memetik biji-biji Jali (Sunda :
Hanjere) untuk keperluan kerajinan tangan (yang entah kami kapan akan lakukan). Yah.. Jaga-jaga saja, nyetok
bisi tiba-tiba aya kegiatan. Kami menghabiskan waktu setengah hari sampai hendak Jumatan.

Hujan deras sedari habis pertengahan hari. Aku memang berniat merapikan rambutku yang beberapa hari kemarin kupotong. Tapi jadi nanggung. Aku akhirnya pergi hujan-hujanan ke barbershop N.I, tempat dimana Zayn Malik bekerja. Zayn ini adik kelasku sewaktu aliyah, tidak sama sekali kupikir dia suatu saat jadi barber handal. Setelah ngobrol tentang rambut, Zayn menyarankanku memotong rambutku dengan potongan seperti ini. Masih medium long, tapi masih bisa dipakai untuk keadaan 'formal', ujarnya.

Sabtu. Januari 11, 2025. Berniat untuk tidak kemana-mana hari ini. Aku memang mau istirahat supaya badan lebih bertenaga untuk minggu depan kembali bekerja. Jadi aku lakukan kegiatan-kegiatan yang kiranya hanya di saung saja. Setelah beres-beres sisa 'badai' hari kemarin, menjelang dzuhur Adam dan Riki 'ngalongok' ke saung. Aku memang sudah izin kerja sampai tiga hari dengan alasan sakit. Adam juga datang untuk hendak 'klarifikasi'. Jadi.. Mulai senin depan dia sudah tidak bekerja bersama kami. Dia punya kesempatan untuk bekerja di tempat lain.. Yah.. Buatku dia salah satu teman baik di tempat kerja. Aku sudah 'teu karagok'. Dia sudah tahu daily task di ruanganku yang bisa dia lakukan, aku menyimpan ini dimana-itu dimana. Adam sudah tahu itu. Aku sudah biasa pakumaha dan nitip banyak hal di tempat kerjaan. Aku memang banyak merepotkan.

Mereka membawakanku oleh-oleh. Akhirnya ngobrol panjang juga tentang kerjaan dan tempat kerja. Barangkali kami memang kentara sering keliatan bersama, yah.. Karena ruangan kami berpinggiran juga. Saling mengobrol tentang kesan dua tahun setengah ini, kebaikan dan keburukan, menertawakan 'kebodohan' kami, juga tentang 'pemberontakan-pemberontakan' yang hanya jadi komedi. Kami tidak mengucapkan selamat tinggal. Hanya sampai jumpa lagi.

Senin. Januari 13, 2025. Muludan di madrasah dekat kosan. Info yang 'mendadak'. Biasanya aku dikabari H. Imam kalau peringatan hari besar Islam begini untuk beres-beres bersama. Tapi tahun ini agak berbeda, bocah-bocah saung sudah berkurang jumlah & intensitas pertemuannya. Hanya aku yang tersisa tahun ini. Selain itu dengan kesibukan kerja semester baru ini aku juga paling pulang menjelang petang. Dengan waktu yang sempit hari ini kukira tidak akan kekejar untuk beres-beres untuk 'ngadekor'. Akhirnya selepas maghrib aku hanya berdiam. Tapi Yudi menyusulku ke Kosan dan memberitahuku bahwa mubaligh Rajaban kali ini adalah Dr. Asep Nursamsi, M.Ag. Pa Asep ini guru ngaji dan dosen agamaku dulu. Seketika aku 'ngudulkeun' properti-properti yang ada, memungkinkan dan cepat untuk dipasang. Rentang Maghrib dan Isya selesai meskipun sederhana. Tapi minimal 'teu polos teuing' sebagai kali pertama Pa Asep 'mengisi' pengajian di madrasah ini. Salamet lah..

Aku terkejut juga. Ngaji jadi tiba-tiba di depan. Biasanya di luar atau di belakang. Yang ini memang rada kudu dines haha. Malu tapi senang. Pengajian dari Pa Asep sudah lama sekali buatku. Aku juga senang karena di Madrasah ini sudah beberapa kali dikunjungi teman-teman dan guruku. Bahwa aku bisa juga bergaul dengan 'aman' hehe..
Rabu. Januari 15. 2025. Menghadiri seminar Seni Budaya dan Pendidikan Karakter di Universitas Perjuangan - Tasikmalaya. Pematerinya pa Dr. Agus AW, M.Sn. Isi yang kutangkap adalah
pengingat khazanah diksi dari basa Sunda,
Cageur, Pinter, Bener, Singer dan Pangger yang hari ini sudah jarang ditemui pemaknaan dan implementasinya. Kukira di banyak tempat hari ini semuanya relatif sama. Krisis etika dan materialistik. Menggunakan apapun sebagai komoditas mencari keuntungan. Sebenarnya sah-sah saja, tapi pemaknaan dan penggunaan etik yang minim membuat kehidupan hari ini jadi semrawut.
Barangkali sebulan lalu Pa Agus yang mengunjungiku di Saung. Sekarang gantian aku yang kunjungi beliau di kampus tempatnya mengajar.
Kamis. Januari 16. 2025. Workshop Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka, ceritanya. Sebenarnya ini adalah acara lepas-sambut pengawas pembina sekolah. Pa Drs. H. Deni Rismayadi, M.Pd digantikan oleh Dr. Lies Hertih Gantina, M.Pd sebagai pengawas di sekolah tempatku bekerja.
Sebagai pengawas pembina sekolah senior beliau memang sudah luwes soal penerangan materi
'tek-tek bengek urusan sakola'. Materi yang agak membosankan buatku yang tidak begitu sreg dengan tugas setumpuk yang kadang tidak relevan dengan lingkungan dan sosio-kultur sekolah. Aku lebih mengambil penjelasannya tentang
Deep Learning (Pembelajaran mendalam) yang memiliki tiga sub.
Mindful Learning (Pembelajaran dengan kesadaran penuh)
, Meaningful Learning (Pembelajaran yang bermakna
) dan Joyful Learning (Pembelajaran yang menyenangkan).
Sebagai cinderamata, aku membuatkan Pa Deni sketsa potretnya menggunakan media cat air. Aku sudah lama sekali tidak menggambar potret wajah setelah melukis Pa Kyai Abun tiga tahun lalu. Tanganku agak kaku menggambar anatomi wajah, yah.. Dengan waktu semalam, cuma ini yang bisa kuusahakan. Selain itu aku pribadi sih mau terimakasih sama Pa Deni karena minimal beliau tidak rewel dan mentoleransi soal rambutku yang panjang selama dua tahun beliau menjabat di sini.
Yah.. Kelihatannya sih beliau senang dengan ini. Syukurlah,
Sore hari aku ditelpon Mas Agung. Mas Agung ini adalah mitra yang ngurusi Safari Sastra Yudhistira untuk di Trenggalek dua tahun lalu. Mas Agung meminta izin untuk menggubah dua puisi Pa Yudhis menjadi musikalisasi puisi padaku. Tapi aku tidak bisa menjawab karena aku yang cuma 'anak pungut' ini tidak punya hak soal karya-karya Pa Yudhis. Akhirnya kusambungkan ke Bu Siska, istrinya Bapa. Akhirnya ada jawaban, Ibu dan keluarga sih senang-senang saja, apalagi kalau karya-karya Bapa bisa bermanfaat. Dan aku sudah melakukan hal yang benar dengan minta izin ke Ibu, ujar bu Siska. Boleh saja, asal jangan dipublikasikan untuk keperluan komersil. Begitu aku menyampaikannya kembali ke Mas Agung.

Sabtu. Januari 18, 2025. Ibuku sakit dipertengahan bulan saat kondisi orang-orang burber. Ibuku memang punya riwayat penyakit jantung sejak tiga tahun lalu, tapi sakit yang kali ini agak berbeda karena dengan ditambah darah tinggi yang kambuh dan penyakit lambung. Waktu yang tidak menyenangkan.
Aku juga sebenarnya belum pulih betul sejak terakhir sakit minggu-minggu ini. Jadi aku juga sekalian periksa. Tanpa penyakit jantung, penyakitku sama dengan ibuku, darah tinggi dan lambung. Hanya saja dalam skala lebih 'kecil'.
Anak-anak memindahkan rak yang biasa dipakai barang-barang di ruangan sanggar. Sanggar punya ruangan kecil di pinggir ruang utama yang tersambung dengan ruangan kegiatan klub yang lain, tapi karena komplek ruangan klub dibawah dibenahi, jadi ruangan kecl itu mesti disteril dan sudah tidak menjadi 'hak' sanggar, ruangan itu jadi banyak sekat sana-sini.
Rak ini lumayan berat, perlu sampai enam orang untuk memindahkannya keatas. Awalnya ada wacana untuk dipindah ke gudang umum bahkan 'dibuang'. Jadi upakai untuk display tanaman-tanamanku karena kukira agak 'kurang berguna-digunakan' di bawah.
Aku selesai membenahi rak dan tanaman-tanamanku, lalu Fahrezi dan Diwan datang. Cukup lama aku tidak ketemu dengan Fahrezi, usul punya usul dia sudah menjadi Ro'is di salah satu asrama pondok, jadi itu cukup menyita waktu hari-harinya. Kami mengobrol banyak hal sampai tidak sadar lewat tengah malam.
Minggu. Januari 19, 2025. Berdasar hal-hal yang terjadi belakangan dalam pikiran dan perasaanku, aku mulai merekam kembali musikalisasi puisi Sajak Purnama yang kubuat tahun 2021. Tentang ini kutuliskan terpisah pada link di bawah :
Selasa. Januari 21, 2025. Desain poster digital sebagai bagian dari pembelajaran. Karena penggunaan gadget 'di tempat ini' dibatasi, akhirnya aku sampai meminjamkan handphone-ku untuk digunakan mereka supaya instruksi dari sekolah ini tetap bisa 'berjalan'. Keterbatasan di tengah kebijakan yang agak dipaksakan.

Rabu. Januari 22, 2025. Implementasi P5 tema kedua. 'Ceritanya' kami ini dimandat sebagai fasilitator. Tapi pada praktiknya kami melakukan hampir semua hal, sampai beres-beres kursi dan nyapu lantai. Aku sebenarnya tidak masalah dengan kerjaan 'fisik' begitu, sudah biasa. Hanya saja kukira untuk hal-hal seperti ini sudah ada bagiannya. Dan orang-orang 'atas' merasa ini baik-baik saja selama berjalan 'lancar' (tanpa perlu mengetahui pergolakan yang ada dibawahnya). Maksudku ini sungguh manajemen yang tidak terintegrasi. Padahal jika semua hal berjalan sesuai tupoksinya ini akan lebih berjalan efektif. Tapi mengeluh 'di sini' tidak ada gunanya, rapat-rapat evaluasi bulanan yang biasa dilakukan itu tidak ada pengaruhnya. Semua sadar tentang akar permasalahan, tapi tidak ada tindakan untuk merubah itu. Kebodohan yang lain.
Ibuku masih sakit. Ini lumayan agak lama.. Saat keadaan begini biasanya aku membatasi jarak 'pergerakanku' dulu.
Jumat. Januari 24, 2025. Rapat online Lesbumi. Kami rapat perihal acara pra-muktamar kebudayan Lesbumi yang digagas PBNU yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 Januari ini Pekalongan (Jadi ini tiga hari sebelum acara). Rapat ini untuk kami bocah-bocah PC juga non-sense. Aku, Diwan dan orang-orang dari PCNU Kabupaten tidak diizinkan berangkat, jelasna mah teu diongkosan we. Hanya karena tentang surat undangan untuk kami katanya 'tidak sesuai dengan format yang berlaku hari ini. Pokonamah samaruk ek korupsi, persoalan kesenian-kebudayaan tidak begitu penting dan tidak dapat perhatian. Ini tidak menguntungkan PC dari segi politik dan finansial. Jadi kami tidak berangkat.
Sabtu. Januari 25, 2025. Adule membawakanku lagi tanamannya dari Bandung langsung ke saung. Dia ada keperluan ke Tasik sebentar, jadi kali ini cuma satu biasanya dia bawa sekolbak penuh haha.
Minggu. Januari 26, 2025. Imong datang ke Saung karena sedang libur. Aku yang sedang menggarap musikalisasi Sajak Purnama memperdengarkannya pada Imong. Secara bentuk asli empat tahun lalu di recording pertamanya, lagu ini memang menggunakan Flute untuk instrumen melodis, tapi keterbatasan sumber daya saat itu, aku menggunakan Flute midi dari keyboard. Nah, sekarang ada Imong yang bisa meniup flute. Sejak bertemu pertama kali di sanggar yang tidak mau kusebut lagi namanya, Imong dulu berspesialisasi pada Suling Sunda saja dan vokal yang lebih sreg dengan nada-nada tradisional Sunda. Sekarang dia sudah banyak berkembang menjadi seorang aerophone multi-instrumentalist. Belakangan dia 'jajan' lagi, membeli Saxophone, sakur-sakur nu ditiup pokona bisa we dia mah.
Take vocal dan video. Kami 'menyelesaikan' bagian kami hari ini sekalian. Supaya teu ngamay. Dari sini kami tinggal melanjutkan ke timbre suara perempuan oleh Cuneng.
Senin. Januari 27, 2025. Menyemai benih dari biji rosella yang dibawa Diwan. Kukira mereka tidak akan tumbuh, selang sehari saja mereka sudah berkecambah. Menurut artikel yang kubaca, perlu 5-6 hari untuk bisa dipindahkan ke media tanam kebun. Itupun mesti dengan jenis tanah dengan tekstur yang tidak terlalu keras. Setelah mereka lumayan tinggi aku baru sadar dan kebingungan mau menanam ini di mana, poho teu boga lahan keur pepelakan. Akhirnya kutanam sebagian di tempat kerja.

Dijenguki ke kosan. Si Bapa menanyakan kawat gitar bekas untuk keperluan 'eksperimennya'. Dilihat-lihat dia keliatan agak lintuh di foto ini. Orang-orang di keluargaku bilang kalau wajahnya terlihat seperti Bapaknya-kakekku. Aku tidak tahu seperti apa wajah kakekku, ada di foto tapi tidak jelas. Yah kalaupun siga, da mereun nya budakna.
Karena Nida Nadzifa sedang tidak ada di 'sekitaran', akhirnya Cuneng ambil bagian kali ini. Take vocal dan video Cuneng untuk musikalisasi puisi Sajak Purnama. Hari ini aku dibantu juga oleh Diwan Masnawi.
Reunian kecil personel konser Fine Della Storia - 2015. Kami menyadari sudah cukup 'berumur' sekarang. Susunan gigiku sudah tidak lengkap-tidak bisa melewati hari tanpa tidur siang, suara Diwan yang sekarang terdengar ngagaeng seperti Om Acep, Cuneng yang sudah punya anak satu. Kalau ketemu begini, kami rasanya tidak ada yang berubah.

Rabu. Januari 29, 2025. Belakangan ini Ijal sering ke saung karena sedang menggarap pertunjukkan teater untuk anak-anak sanggar. Seharusnya itu jadi waktu berpikir kita untuk mengurusi soal persiapan penampilan anak-anak. Aku yang membongkar rekaman-rekaman lama menemukan lagu yang 'kubiarkan tidak selesai' setahun lalu, kami jadi sedikit
meraraba-nya lagi.
Kamis. Januari 30, 2025. Dikirimi pesan oleh Bu Siska buat menulis sedikit dariku tentang Pa Yudhis dalam buku Biografi Yudhistira yang dirancang Bu Siska dan anak-anaknya. Aku yakin perlu waktu untuk menulis ini.. Karena ini mesti menulis lebih singkat dan esensial dari tulisanku yang biasanya, dari itu pasti akan 'mengingat' yang paling baik dari semua hal baik bersama Pa Yudhis.
Jum'at. Januari 31, 2025. "Ujang mah sok resep kekemangan, ieu lebar sarae keneh," ujar Mang Ucok (salah satu karyawan di tempatku kerja yang biasa ngurusi taman) sambil mengantarkanku bunga ini ke ruanganku. Ini sisa salah satu kegiatan di Aula.
Aku punya jeda dua jam hari ini. Aku melarikan diri ke rumah Diwan. Diwan membuatkanku kopi.
Ngisikan. Dia kadang 'berfungsi' sebagai pria rumah tangga juga kalau senggang. Laki-laki aneh yang kalau makan mesti ditemani.
Lutfi datang tidak lama dari saat aku duduk sendiri. Jadilah kami bertiga pagi ini.

Sabtu. Februari 1, 2025. Hariku biasa saja. Sabtu, jadwalku kuliah sedari pagi sampai petang. Disela-sela hari itu Ijal mengirimkan foto bersama Wawan yang sedang pulang sementara dari KKN. Jadi Wawan sudah sudah tidak di saung sejak Desember akhir sampai sekarang.
Minggu. Februari 2, 2025. LPJ Sanggar Gama angkatan 32. Barka Muhammad terpilih menjadi kepala suku Sanggar Gama angkatan 33. Ketemu Pa Asep di sini juga sudah barang langka sejak Pa Asep pindah tugas ke sekolah yang baru. Ada juga Ovike Ismael dan Iky Polem sebagai alumni yang hadir.
Si Suhay dapat sesi foto studio di Batam sana. Entah dalam rangka apa. Ini foto favorit kami semua di keluarga.
Jangkung pirangkobangeun, bocah ini masih TK tapi kelihatan sudah seperti anak SD kelas dua.
Neng Tata, Cep Thoriq, Luthfi dan Diwan berkunjung ke Saung selepas Isya. Agak aneh mendapati pertemuan dengannya di Tasik pada hari senin. Dia bilang sedang dalam masa rehat. Tahun ini dia memilih untuk
resign dari kerjaannya. Dia bilang tipe kerjaan korporat pada bidang ekonomi agak kurang 'fit' buatnya. Tahun ini, beberapa orang yang kukenal memulai 'perjalanan baru'.
Selasa. Februari 4, 2025. Bekerja dengan biasa dan lancar, kecuali tentang keluhan kesehatanku yang katanya gejala penyakit yang sedang tren akhir-akhir ini : Cikungunyeah, tapi yah semoga saja tidak. Aku dikirimi banyak makanan camilan dari orang tua yang putranya pernah belajar bersamaku. Ini semua kesukaanya si dede dan si iyan kalau dilihat-lihat. Alhamdulillah
Kendati punya nama yang sama, kami punya warna kulit yang berbeda. Selain itu kami punya tingkat 'kebermanfaatan pada sesama' yang jauh berbeda. Jika Aku banyak ngomongi tentang pertolongan diawal-awal tulisan ini, salah satunya aku mendapatkan itu darinya. Hari ini, juga banyak di waktu-waktu yang lalu.
Dan kalau bertanya apakah masih ada orang-orang baik hidup hari ini, maka jawabannya ada. Tapi itu tidak akan ditemukan dengan mudah, atau kadang dia akan tiba-tiba 'menemukanmu' saat tidak dicari tanpa gelisah.
Orang-orang baik, teman yang baik, sering luput dari syukur dan perhatian, itu adalah rizki yang megah.
Tapi sebagai pengingat, bahwa sampai kapan kita akan terus mengandalkan kebaikan orang lain ?
Kita juga harus sama-sama berusaha, sama-sama saling mendoakan, sama-sama memperbaiki diri.
Ah.. Rasanya aku juga suatu saat mau bisa sepertinya.. Nuhun Ki !
-
Dekat tidak selalu berarti dekat. Jauh tidak selalu berarti jauh.
Orang biasa hanya melihat itu tentang ukuran jarak dan waktu.
Orang yang benar-benar mengenalimu akan menambah ukurannya dengan keterikatan perasaan.
Pernah sadar bahwa banyak dari kita hari ini sudah tidak lagi berpikir ? kita hanya bereaksi.
Yang seperti itu buatku seperti mati dalam kehidupan yang belum mati.
-
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌۭ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ١٠
"The believers are but one brotherhood, so make peace between your brothers. And be mindful of Allah so you may be shown mercy."-Al-Hujurat : 10
"Be devoted to one another in love. Honor one another above yourselves."
-Romans 12:10