Excerpt from the other sight Time has wonderful way of showing us what really matters

Minggu, 08 Desember 2024

Maju Dipukuli, Mundur Dilukai Baiduri



Lagu-lagu. Masa lalu
Dari puisi. Yang dinyanyikan
Ingatan. Turun satu persatu
Hujan. Dan nada berkelindan
 
Berpulang di hatiku

-2024

Minggu. 8 Desember, 2024. Diwan, Gibran dan Wawan berkunjung ke kosan seharian dari sore larut malam. Membawa seliter kopi, berbungkus rokok dan ' kabar kerusuhan' yang muncul beberapa waktu ini yang makin meresahkan. Mengumpulkan dan menyusur informasi, membicarakan alternatif solusi (yang bukan tanggung jawab kami). Jadilah kami begadang sampai shubuh. Akhirnya aku gagal menikmati hari minggu dengan segala rencana yang sudah disusun sehari sebelumnya. Tapi aku tidak mau juga hari sia-sia. Hampir sebulan aku benar-benar tidak sempat menulis. Bukan buat apa-apa, tapi gara-gara sudah terbiasa dengan itu aku merasa apapun yang dilewati itu tidak selesai.

Beberapa kali Aku sering berujar bahwa nulis disakalikeun the sok cape. Dan sialnya aku melakukannya lagi sekarang, dan benar-benar menghabiskan waktu dan tenaga untuk ‘kembali’. Salah satu November yang paling sibuk dari beberapa tahun ini.

Oktober _________________________________________________


Rabu. 29 Oktober, 2024. Setelah tertekan Oktober yang selalu tidak menyenangkan, geus padu ari naek darah teh. Seperti yang diperkiarakan, malam harinya aku harus tidur ditemani sahabat-sahabat setia. Amlodipine dan Paracetamol.


Kamis. 30 Oktober, 2024. Bangun tidur, mengecek Whatsapp. Imong mengajakkku ke Ciparay-Cigalontang. Dengan kondisi setelah kumat hipertensi ini buatku hal yang sangat pas untuk ‘melepas’. Selain itu aku memang belum pernah berkunjung ke sana. Dan memang sangat masih bagus dan natural. Belum banyak pengunjung (aku datang pada dayweek dan pagi sekali). Akses jalan yang sudah bagus dari Singaparna, kukira kurun waktu ke depan wisata ini akan segera ramai dan yakin akan mulai ‘rusak’. Aku menghabiskan waktu setengah hari ini di sana.


November ______________________________________________


Jumat. 1 November, 2024. Kabar duka lain di grup whatsapp keluarga. Si Kuyang, kucing si Ibu yang melahirkan tidak lama ini tiba-tiba sakit. Kucing yang tanggal kedatangannya dituliskan ibu di tembok rumah itu meninggal hari ini. Kami di rumah mencoba banyak hal untuk merawat ketiga anak-anaknya tapi tidak bisa bertahan lama karena masih kecil. Kucing ini agak aneh karena Cuma apet ke si Ibu.


Sabtu. 2 November, 2024. Erik anaknya si mang Ade hari ini membawa kucing baru buat si Ibu setelah si Uyang mati. Posisi piaraan di rumah juga kukira jadi penting karena kami para anak-anak jarang ada di rumah. Paling kentara memang kalau pulang ibu selalu Bersama si Uyang.. Diberi nama si Uti Mutia, kami pertama kali punya kucing dengan warna bulu seperti ini. Yah.. Semoga dia betah.


Senin. 4 November, 2024. Salah satu kerepotanku dan hal yang mengambil jatah waktuku di bulan ini adalah dimulainya kegiatan P5 di tempat berkegiatan. Pokoknya tiba-tiba aku dan teman-teman lain harus mengajar lintas minat-jurusan. Sebenarnya esensi kegiatan ini bagus, tapi banyak yang tidak tepat sasaran tentang pelaksanaannya. Aku ? tidak ada pilihan lain selain mengerjakannya. Selain itu tema kegiatan ini tidak terlalu menyulitkan buatku.


Dengan sistem blok, pembelaran tipe ini punya kelebihan dan kekurangan. Tapi yang jelas kami jadi punya Pe-Er untuk mencari kegiatan-kegiatan alternatif untuk mengatasi kejenuhan belajar mereka. Aku banyak menggunakan hal saat aku belajar di EV seperti pembuatan nama kelompok ini.


Kamis. 7 November, 2024. Undangan pernikahan kakakku disebar. Adikku membuatkan desainnya sesuai dengan ‘gaya’ kakakku. Dan aku sih oke. Pengaruh ke-cina-cinaannya sangat keliatan. Apalagi buat kakakku yang dawam meditasi dan sering kentara solat duha. Meski sering bubublicinan-tara ditiung, kukira dari kami yang ada di rumah dia yang paling keliatannya relijius-spiritualis.


Sabtu. 9 November, 2024. Pa Koswara si dosen matkul Pancasila yang doyan jalan-jalan ke tempat lain itu memindahkan lagi perkuliahan ke Cimedang. Ternyata dia punya villa di sana. Kami para bocah ya seneng-seneng aja karena memang jenuh belajar dengan suasana kelas. Apalagi kami selalu disediakan makanan oleh Bapa ini setiap perkuliahan dipindah begini.


Saat di sana Aku juga tidak sengaja bertemu dengan A Arif. Kakaknya Husni temanku saat aliyah.

Pulang dari Cimedang ada pelantikan sanggar. Tapi aku Cuma hadir setengah kegiatannya dari jam 11 malam sampai jam empat subuh. Karena harus berangkat ke Kampung Naga untuk riset tugas kuliah. Sejak aku menempati ruangan atas, tamu-tamu seperti guru-guru dan alumni selalu disimpan di sini.


Minggu. 10 November, 2024. Aku ditemani Imong ke kampung Naga untuk riset. Tapi ternyata tidak sesuai harapan. Kampung Naga sudah tidak boleh diambil dokumentasinya dalam bentuk foto atau video. Tapi yah.. Aturan adat tetap aturan adat. Aku juga harus menghormatinya. Dengan kehilangan tujuan ini akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Garut mengunjungi beberapa teman Wanakumbara yang dekat-dekat ini akan mengadakan acara bedah buku.


Senin. 11 November, 2024. Aku berganti destinasi riset untuk tugas kuliah ke Gunung Galunggung karena tidak ada waktu lagi sebelum deadline tugas ini dikirimkan. Aku benar-benar merepotkan Imong beberapa waktu ini. Yah.. Aku masih punya teman yang kenan membantuku.


-


Kamis. 14 November, 2024. Sudah lama aku tidak merasakan atmosfir sebagai peserta ujian 'Indonesia' setelah terakhir tes CPNS bertahun lalu. Baju hitam putih-menjunjung kerapihan, ditengah sistem negara yang berantakan. 


Menggambar perempuan. Sudah lama juga buatku. Anak kelas sebelah yang berbeda jurusan ini mengambil mataku beberapa minggu ini. Yah.. Tapi cuma sampai sebatas itu saja. Aku langsung teringat bagaimana repotnya mengurusi tipe-tipe perempuan modelan begini.


Jumat. 15 November, 2024. Keluarga Bi Ntut dari Cianjur pulang ke Tasik karena ada urusan ke Ciawi. Tiga serangkai jenius pulang termasuk Hanna yang membawa anaknya si Ayub dari Payakumbuh. Anak yang selalu ceriadan tidak pernah kehilangan energi ! Sudah lama juga tidak bertemu mereka, selain itu aku tidak bisa berlama-lama karena aku harus pergi ke Garut esok harinya. Biasanya kalau mereka pulang aku banyak menghabiskan waktu dengan mereka.


Sabtu. 16 November, 2024. UTS hari terakhir. Harus kuselesaikan secepatnya karena aku harus menghadiri acara bedah buku "Manusia dan Gunung" karya kang Pepep DW, temannya mang Jajang saat di STSI Bandung di Garut.


Berangkat petang, hujan-hujanan, lagi-lagi dengan Imong. Karena dia harus main sebagai entertainer dengan grup musiknya mang Jajang.


Reuni Barudak Darpa Esa. 


Minggu, 17 November, 2024. Aku baru sadar bahwa tanggal 19 ini adalah haol Pa Kyai Abun yang kedua. Dan aku pernah membuat musikalisasi puisi dari puisi Acep Zamzam Noor yang berjudul Cipasung. Aku berencana membuat video klip ini dengan bahan-bahan berkenaan dengan pesantren. Akhirnya aku mencari bahan ke rumah-perpustakaannya Cep Thoriq di Cipasung dan diarahkan ke Bajuri. Tapi dengan waktu singkat ini akhirnya aku menyerah dengan rencana itu.


Senin. 18 November, 2024. Sebagai gantinya, akhirnya aku membuat video klip ini dengan gaya rekaman live. Sebenarnya aku menghindari ini karena akan banyak scene close up yang tidak begitu kusukai. Tapi yah.. dibujeng enggalna. Sebenarnya pembuatan lagu dan video klip ini tidak ada hubungannya dengan acara haol Bapa ataupun pesantren. Ini Cuma sebagai bentuk kerinduanku saja. Dan memang hanya kebetulan berdekatan dengan haol Bapa. Jadi yah.. Terkesan kaburu-buru sih. Selain itu aku hanya tidak mau sampai kehilangan ‘rasanya’. Jadi mesti tetap dikejar, dan selesai malam itu juga.

Video klip musikalisasi ini bisa diakses pada link di bawah ini :
https://www.youtube.com/watch?v=KXEGeDSPIA4


Selasa. 19 November, 2024. Berangkat ke acara haol. Tapi melipir dulu ke rumah Om Acep karena si Bapa sedang di sana. Sekalian minta tanggapan tentang lagu Cipasung yang dibuat sehari sebelumnya itu. Dan ‘aman’. Yah.. Aku lega saja dengan apapun yang kukerjakan dan bisa diterima.


Diantar Cep Thoriq, haol-ku cukup kesini saja. Cuma buat laporan tentang 'kerujitan' yang terjadi di sini sepeninggal beliau. 


Sabtu. 22 November, 2024. Seseorang mengirimkan namaku yang ditulis diatas salju musim dingin di Kostroma-Russia.


Minggu. 24 November, 2024. Aku menggunakan hari ini untuk beberes kosan dan beristirahat dari kegiatan. Membaca beberapa lembar buku Haji Hasan Mustapa pinjaman dari Cep Thoriq.


Senin. 25 November, 2024. Hari guru dan perayaan sehari tanpa adanya refleksi dan introspeksi. Seperti tahun-tahun sebelumnya.


Aku sengaja bersembunyi dengan tidak keluar membaur. Bukan untuk dicari tapi lebih ke malu karena belum melakukan dan berbuat apapun dengan baik dari hal yang kukerjakan. Tapi bocah-bocah ini menyerangku ke ruangan, membawakanku kue dan bunga-bunga..


Mereka tahu aku suka dengan bunga-bungaan.. Jadi.. Aku tetap sangat berterimakasih pada mereka untuk ini.

Tidak pulang. Karena harus membuat siger tari dari bahan-bahan alam untuk keperluan gelar Karya P5 esok harinya. Dibantu Ijal dan Wawan, bersama anak-anak sanggar pulu-pulu bekerja sampai larut malam.


Selasa. 26 November, 2024. Gelar karya P5 Selesai. Tiga minggu panjang. Melelahkan dan menghabiskan waktu. Tidak berharap banyak, cuma ingin anak-anak mendapatkan esensi yang didapat dari kegiatan ini saja.


Teman-teman penari di sanggar.


Rabu. 27 November, 2024. Bunga Wijaya Kusuma yang dirawat Bapa di rumah Uwa. Bapa membawakannya satu untuk ibuku. Jadi.. Aku tidak perlu menjawab pertanyaan banyak orang tentang kenapa aku suka dengan bunga-bungaan. Sebagai seorang laki-laki, masih ada saja yang mengataiku dengan feminin. Tapi sayangnya itu hanya gara-gara aku menyukai bunga-bungaan. Mereka yang seperti ini tidak pernah memaknai bunga-bunga dengan baik.


Kamis. 28 November, 2024. Aku mendapat titipan hadiah dari orang tua siswa. Isinya jam meja. Sangat pas buatku yang tidak ‘bijak’ dalam menggunakan waktu. Terimakasih mamahnya Rizal.

Aku senang berbenah supaya orang-orang betah. Meski dengan ‘seadanya’. Menyambut Desember dan Natal, ruanganku kuberi aksen merah.

Pulang ke kosan aku merekam potongan lagu Kak ty Tebe. Aku sedang menyukai lagu-lagu roman Rusia.

Sabtu. 30 Desember, 2024. Pernikahan Rofi-Shalza. Salah satu pasangan yang menurutku sangat cocok. Aku merayakannya dengan upacara adat bersama teman-teman Naratas.


Sore hari. Kumpulan terbatas untuk pernikahan kakakku. Selesai ini aku dibawa makan malam bersama mereka.

Aku berniat istirahat sepulangnya. Tapi diculik Yuda untuk menghadiri pelantikan Media Center Unik di Cisayong. Aku tidak ada urusan dengan ini, tapi mengingat perjalanan sendiri ke daerah itu jam segitu.. Aku jadi mengantar Yuda.

Aku punya banyak waktu kosong saat di sana. Akhirnya menulis sedikit,

Al-Huda
Dari kejauhan. Gemerlap cahaya kota
Menyembunyikan ketidaksederhanaan
Gerak-geriknya. Bernama antara
Yang mengalun serupa bebunyian

Sedang ingatanku sampai. Padamu
Menembus awan juga rintik hujan
Seperti sore itu. Saat kau melewatiku
Dengan teduh. Memenuhi panggilan tuhan

-2024

Desember _______________________________________________


Minggu. 1 Desember, 2024. Divisi musik Komunitas Kuluwung mulai latihan intens untuk penampilan musikalisasi puisi di Komunitas Cermin. Ditemui Om Acep sebelum itu.


Kembali kesini, ketemu Imana Tahira yang kebetulan sedang menghabiskan akhir pekannya di Tasik. Anaknya Om Acep, teman masa kecilku. Dia sudah bertahun bekerja di Jakarta.


Personil tim pemusik Kuluwung kali ini. Nida Nadzifa Palma Reyes sebagai vokalis, Bayu Wiracakra dari Sanggar Harsa sebagai lead gitar, Wawan Baswara pada gitar ritmik, B'Joel Puede Sentir pada Bass, Gibran Rakabuming di perkusi, dan Imong Ulle pada aerophone.


Selasa. 3 Desember, 2024. Bonsai bunga kemuning bermekar di saung dengan gerimis. Harumnya semilir sampai ke kamarku-sampai depan masjid.


Mendapat beberapa kalimat bagus saat membaca buku Haji Hasan Mustopa. Membaca begini mengalihkan kejenuhanku saat bekerja. 


Rabu. 4 Desember, 2024. Kami komunitas Kuluwung berangkat ke komunitas Cermin Tasikmalaya untuk membawakan musikalisasi puisi Acep Zamzam Noor. Memperdengarkan empat lagu : Mengukir Tubuhmu, Kwatrin Malam, Sajak Nakal dan Lanskap. Ini sudah lama sekali sejak terakhir aku bermain di sini empat tahun lalu.

Potongan Sajak Nakal dengan genre Latin-Cuban.

Selesai acara kami berfoto bersama. Bertemu dengan 'pemain-pemain' kesenian lama Tasik, Ashmansyah Timutiah, Amang S. Hidayat, Sahaya Santayana, Tatang Rudiana, Duddy RS, Arief, Yus Rusyana, Anggi Sri Wilujeng, Uti Asmangala, Qeuis Surya, Ria Arista Budhiarti, Arif Zenal dan masih banyak lagi.


Lalu dipegat Pa Rd. Atik Suwardi. Musisi-Komposer ternama di Tasik. Aku mengenalnya saat terlibat garapan film Batik Sukapura dua tahun lalu.

Pulang menuju rumah Diwan. 


Jumat. 6 Desember, 2024. Jumat memang paling pas buat bebenah. Bebenah apapun. Tanaman Zebrina yang tumbuh menggila itu sudah menutupi taman kosanku yang Cuma sepetak itu. Mengganti Philodendron, Anthurium dan Kole yang mulai membesar dengan Sanseviera supaya terlihat lebih luas.


Sabtu. 7 Desember, 2024. Hari sabtu, hari kuliah yang sangat biasa. Tapi aku kebagian presentasi kelompok tentang Filsafat Pragmatisme dan Skolastisisme. Lumayan, kepalaku dipakai berpikir lagi mendapat beberapa pertanyaan tentang itu dari teman-teman kelas.

___________________________________________________________

Minggu pertama di bulan Desember. Aku masih punya beberapa hal yang akan dikerjakan di sisa tahun ini. Semoga bisa dilalui dengan baik.

Selasa, 29 Oktober 2024

A Purpose

 

“Seusia berapa seorang laki-laki harus kembali dan tinggal di tempat di mana dia dilahirkan ?”

Diwan melontarkan pertanyaan menarik ini pada satu pertemuan. Pertanyaan menarik yang bahkan masih tidak bisa kujawab secara pribadi. Sebagai seorang yang senang berkeliaran, kata ‘pulang’ tidak hanya menyenangkan, tapi juga berat karena sejatinya manusia mesti saling memberi kebermanfaatan. Tapi kebanyakan yang kutemukan, biasanya, akhir dari hal itu adalah hanya sebagai pilihan dengan Keputusan ‘tinggi’, atau selesai dengan tidak peduli.

Tumbuh dengan banyak keterbatasan membuatku menjadi sangat empatik. Aku sangat tahu bagaimana rasa bahagianya mendapat pertolongan dari orang lain (dalam bentuk apapun). Jadi aku ingin siapapun yang kebetulan ‘sejenis’ denganku juga mendapatkan perasaan itu. Akhirnya sekarang dan telah lama aku terjebak sebagai seorang dengan istilah people pleasure gara-gara itu. Ditambah sebagai orang kampung yang natural ‘tidak enakan’, kami benar-benar indirect-person. Meski dengan segala pengalamanku ‘di luar’, ternyata belum bisa juga mengubah ini.

Orang-orang hari ini, kebanyakan menghitung dengan apa yang dimiliki, tidak dengan apa yang bisa diberikan. Buatku, selama masih ada yang bisa kubantu, untuk kebermanfaatan dan ‘logis’, tentu akan kuusahakan.

: Tapi, tetap harus berhati-hati, karena ada juga yang menggunakan kebaikan dengan cara ‘lain’.

-

Hal yang indah tidak pernah meminta perhatian.
Seperti arakan awan bergerak tanpa suara,
Gemericik aliran air yang tidak berwarna
Atau harum dalam kegelapan seperti Wijaya Kusuma.

-

Baiklah, ini yang terjadi sampai hari ini..


Selasa. 15 Oktober, 2024. Pertama kali mengerjakan tugas kuliah kelompok di perkuliahanku yang sekarang. Teh Kokom, Ela dan Fikri datang ke ruangan tempatku biasa ‘bekerja’. Aku sudah lama tidak punya kegiatan yang seperti ini.


Rabu. 16 Oktober, 2024. Sudah hampir seminggu Wawan mengerjakan musikalisasi puisi yang dibuat untuk kegiatan Literasi di SMA. Dan lagu ini sudah bisa didengarkan. Menurut beberapa yang kukirimi lagu ini, lagu yang dibuat Wawan lebih ‘bertenaga’ ketimbang lagu-lagu yang biasa kubuat. Meski begitu masih ada kemiripan bentuk dengan lagu-laguku gara-gara pemilihan melodi-melodi yang terdengar ‘spiritualis’, mungkin gara-gara aku juga yang sering memperdengarkan-‘membawanya’ ke referensi-referensi laguku. Overall, semuanya Wawan yang ngefill, aku hanya menambahkan biola dan backing vocal saja.

Kamis. 17 Oktober, 2024. Aku melipir ke rumah Diwan di pagi hari untuk membicarakan beberapa hal. Bolos dua jam di pinggir tempat bekerja, memang keterlaluan. Disuguhi kopi dan kue-kue kecil oleh Bu Euis, rumah Om Acep memang enak untuk membicarakan ide-ide.

Suasana pengajian 40 harian Wa Loloh. Jadi, Uwa sudah sebulan meninggalkanku. Berkeliling ke atas ke kamar yang biasa kutempati saat tinggal di sini, lalu ke kamar tempat Uwa shalat, melihat beberapa fotonya dengan toga saat Uwa masih menjabat di kampus, masa-masa Uwa sedang sangat bersemangat. Aku berdiam lama. Masih merasa bersalah. Tiba-tiba aku sangat sibuk diusia ini.. Dan aku sepertinya belum bisa memberikan waktu-waktu yang baik dipenghujung usianya..

Jumat. 18 Oktober, 2024. Menyusur jalur trekking di Gunung Galunggung untuk survey kegiatan musik gunung yang sedang dirancang Diwan dan Rofi. Kami mendapatkan beberapa alternatif tempat yang bisa dipakai di sekitaran tempat ini.

Sabtu. 19 Oktober, 2024. Pernikahan Cep Ijal dan Tasya. Salah satu pernikahan besar yang pernah kudatangi. Untuk menyalami-memberi selamat langsung ke pengantin saja aku mesti menunggu penghujung acara karena banyak tamu ‘besar’, ranginang semacamku ya tentu mesti melipir dulu haha. Menemui teman bisa sesulit ini haha, tapi aku tetap berbahagia, satu persatu teman-temanku sudah punya panyangsangan. Selamat ya, Jal !

Untungnya aku masih ada ririwa lain di pernikahan Ijal. Aku jadi keliaran sama mereka.

Diwan

Cep Thoriq

Sebenarnya aku sempat ditawari untuk menjadi salah satu yang berbaju hijau seperti ini, yaa tentu saja kutolak haha. Bukannya tidak mau, tapi lebih ke ‘sadar diri’ huahaha.

Ada a Agil kakaknya Cep Ijal, Deri puteranya bu Elya dan Jani puteranya Pa Agus-teman ngebul di tempat kerja. Kalau Jani memang seangkatan pas di sekolah sih.

Minggu. 20 Oktober, 2024. Secara tiba-tiba aku dan teman-teman meremake dan merekam musikalisasi puisi Kwatrin Malam. Karena bentuknya sudah ada sejak tahun 2015, jadi pembuatan guide lagu ini relatif cepat selesai. Kadang, hal-hal impulsif seperti ini memang sering terjadi pada kami, tidak ada perencanaan, tidak ada ide, guluyur we.

Senin. 21 Oktober, 2024. Musikalisasi puisi Kwatrin Malam yang diremake olehku dan teman-teman sehari sebelumnya kuputuskan untuk dimainkan oleh anak-anak sanggar gama sebagai lagu kedua. Menggunakan rebana punya mesjid kampungnya A Izoel, mereka mulai Latihan hari ini.

Selasa. 22 Oktober, 2024. Bersama KH. Ubaidillah Ruhiat, pimpinan Ponpes Cipasung yang sekarang setelah sepeninggal Bapa almarhum. Aku tidak sebegitu dekat dengan beliau seperti ke Bapa, tapi aku senang masih dipercayai untuk tetap bersentuhan ‘pada ini’. Hari Santri Nasional. Aku sudah berleha-leha sejak ba’da shubuh, lalu tiba-tiba ditelpon Najmi untuk menjadi juri karnaval hari santri di Ponpes Cipasung setengah jam sebelumnya. Keterlaluan memang. Tapi yaa.. Cuma hal-hal begini yang bisa kulakukan untuk ‘membantu’ sih.

Bu Neng Lela, istri pa Kyai Ubed. Mamahnya si cinta.

Furqon Taufiq. Satu-satunya teman tersisa di sini-dari generasku. Aku sebenernya nga jelek-jelek amat songkokan begini, tapi sok ateul tarang, buhan tara sih.

Ketemu Bi Nyai dan Wiyah. Yah.. Meski tempat kerja kami berdekatan, tapi paling hari-hari begini kami baru bisa bertemu.

Rabu. 23 Oktober, 2024. Menjelang pagi hari kemarin, berita duka sudah terdengar. Mang Haji Uwoh bapaknya Jafar salah satu teman di Saung meninggal hari ini. Aku dan Azmi baru bisa berkunjung sehari setelahnya.

Petang, a Amen Jamaludin Hussein, personel TAFSIK dari Lesbumi PWNU Jabar berkunjung ke saung karena kebetulan sedang ada pekerjaan di Tasik.

Kamis. 24 Oktober, 2024. Gladi persiapan penampilan teman-teman Sanggar Gama untuk acara hari Literasi. Jadi kami akan membawakan dua musikalisasi puisi Acep Zamzam Noor, Lanskap dan Kwatrin malam.

Pembatas buku. Membuatkan hadiah kecil untuk teman-teman yang senang membaca. Gara-gara bikin ini, flashdisk-ku jadi hilang hueee.

Jumat. 25 Oktober, 2024. Gerilya, Gerakan. Peringatan hari literasi dan bulan bahasa di SMA Islam Cipasung. Di sekolah ini, mulai tahun ini punya pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, dengan maksud menumbuhkan ‘kesadaran’ tentang pentingnya ber-literasi. Pada praktiknya, memang agak susah, meski ada beberapa yang memang sudah suka membaca. Nah acara ini kukira sebagai tolok ukur pencapaian program pembiasaan selama setahun ini, yang memang menurutku masih jauh dari yang diharapkan secara esensinya. Apalagi untuk siswa laki-laki, tidak banyak yang bertahan sampai selesai pada acara ini, disayangkan.

Selain menyoal literasi secara umum, pada acara ini juga diadakan apresiasi dari kegiatan Tahfidz.

Launching perpustakaan digital. Pa Ilham Nurzaman, beliau ini menurutku salah satu guru progresif. Kendati mengampu Pelajaran Bahasa Inggris, minat Pa Ilham tentang literasi sangat besar. Pa Ilham mengurusi website perpustakaan seorang diri-atas inisiatif-nya sendiri. Biar kukatakan, tidak semuanya bersedia melakukan hal seperti ini. Ini atas dasar kecintaannya sendiri. Seorang seperti Pa Ilham ini mestinya dapat diapresiasi dengan lebih ‘pantas’.

Bincang Literasi. Adikku didaulat menjadi narasumber untuk bincang literasi. Biasanya dia menonton aku konser, sekarang aku yang menontonnya berbicara, dan ini pertama kalinya. Tidak dengan tiba-tiba dia jadi seperti sekarang. Karena aku tahu bagaimana sepak terjang-nya di dunia literasi.


Membandingkannya denganku diusia ini, aku jadi terlihat menyedihkan. Dengan keilmuan dan pengalaman yang dia dapatkan dari banyak tempat, sekarang kapabilitas dan kompetensinya beda jauh denganku. Dari jajaran audiens, aku mencerna setiap apa yang dia tuturkan. Berdasar teoretik dan empiriknya secara personal, lalu merelevansikannya dengan keadaan peserta didik di sini (dia juga alumni sekolah ini, jadi dia tahu bagaimana keadaan di sini), aku hanya tersenyum melihat apapun yang menjadi setiap yang dikatakannya. Jadi.. Kukira dia sudah melebihiku.

Yah.. Dengan melihatnya menikmati ‘bidangnya’ aku sudah senang. Penerimaan akan sangat berbeda-beda di setiap tempat, bersiap-siaplah untuk 'panggilan lain'.

SMA Islam Cipasung pada acara Literasi. Aku tahu tidak setiap dari mereka menyukai hal seperti ini, jadi aku berterimakasih pada yang sudah kenan mentoleransi 'ketidak-sukaan'nya. Dan juga mau minta maaf pada semua guru bahasa yang seharusnya punya jatah lebih besar pada acara ini. Aku merasa terlalu campur tangan terlalu banyak pada yang bukan ‘ranahku’, ‘di tempat ini’.

Bocah-bocah yang jadi sering kena omelku dua minggu ini. Aku senang mereka sudah bisa bernyanyi tanpaku lagi, kalian mesti lebih banyak mendapatkan waktu seperti ini sebagai pengalaman-pengalaman panggung yang lain.

Lagu musikalisasi Lanskap yang dinyanyikan anak sanggar ini dibuat olehnya. Sebenarnya daripadaku, yang lebih banyak urusi anak-anak sanggar sekarang untuk kegiatan ini adalah Wawan, jadi terimakasih banyak juga buat Wawan.

Petang. Setelah kegiatan panjang hari ini, aku dijajani Bakso sama a Izoel. Sangat-sangat membantuu


Lalu disela-sela hari ini aku juga mesti menonton permainan sepak bola secara online karena si bungsu kebagian main untuk perwakilan tim sekolahnya.

Sabtu. 26 Oktober, 2024. Take vocal terakhir Neng Nida untuk part intro lagu Kwatrin Malam. Tidak main-main, kami memulainya pukul enam pagi di saung.

Siang harinya, dikunjungi Pa Wildan guru seni rupa-ku sewaktu Aliyah.

Melewati petang, lagu musikalisasi Puisi Kwatrin Malam selesai mixing dan sudah bisa diperdengarkan.

Minggu. 27 Oktober, 2024. Seperti saat pertama merekam lagu Kwatrin Malam, tiba-tiba hari ini kami membuat video klip untuk lagu Kwatrin Malam yang selesai sehari sebelum ini. Dengan keadaan kami yang sekarang memang agak susah mendapati waktu yang sama-sama senggang. Selain itu tentang kekaryaan model begini kalau terlalu lama ‘ditangguhkan’ bisa kehilangan ‘rasanya’, jadi selagi masih ada, kami mengejarnya sampai selesai dulu. Imong, Neng Nida, Wawan dan Rijal bergumul di saung sampai Isya. Lalu aku dan Ijal mengedit dan menyelesaikannya sampai pukul setengah dua pagi.

Sedikit dari kami tentang Kwatrin Malam.

Nah, lagu kwatrin malam ini sudah bisa dinikmati pada link dibawah ini yaa.. :

https://www.youtube.com/watch?v=5VkQjIJW6zA


Senin. 28 Oktober, 2024. Dibawa Cep Thoriq, Fiona Calaghan yang akrab dipanggil Juag mengunjungi ruanganku setelah mengisi acara bersama Diwan di Universitas Islam KH. Ruhiat.

-

Bagaimana ? Hariku benar-benar tidak berhenti 'kan ? haha. Aku sampai tidak kebagian waktu buat diriku sendiri.. Tapi yah.. Syukur semuanya bisa dilewati dengan lancar sakituna mah.

-

Sudah menemukan kegunaan dirimu sendiri ?, aku masih mencari.
: Sampai harus memberi jeda karena darah tinggi kumat lagi.

Bagaimana denganmu ?